Jumat 20 Jan 2023 08:57 WIB

Messi Menghadap Langit di Final Piala Dunia 2022: Bisa Jadi Hari Ini, Nenek

Sang nenek wafat pada 1998, saat Messi mendapatkan sebuah kesempatan bersejarah.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Lionel Messi dari Argentina mengangkat bola selama pertandingan sepak bola final Piala Dunia antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, Qatar, Ahad, 18 Desember 2022.
Foto: AP/Frank Augstein
Lionel Messi dari Argentina mengangkat bola selama pertandingan sepak bola final Piala Dunia antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, Qatar, Ahad, 18 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LUSAIL -- Pada Senin (19/12/2022) dini hari WIB menjadi salah satu hari bersejarah dalam karier Lionel Messi. Ia meraih trofi Piala Dunia 2022 bersama tim nasional Argentina.

Messi mewujudkan impiannya setelah melalui final dramatis. La Albiceleste menaklukkan Prancis di Stadion Lusail lewat drama adu penalti. Sepanjang 120 menit kedua tim bermain imbang 3-3.

Baca Juga

La Pulga turut menjadi eksekutor penalti Argentina. Gonzalo Montiel penentu. Saat Montiel ancang-ancang melepaskan tembakan, Messi menengadah ke langit sambil berkata dalam bahasa Spanyol, 'Puede  ser hoy abu'. Itu artinya, 'bisa jadi hari ini, nenek'.

Ketika upaya Montiel menjangkau sasaran, Messi berlutut sambil menangis. Dia akhirnya mendapatkan kehormatan yang sudah lama diimpikannya. Striker Paris Saint Germain lalu mengingat mendiang neneknya yang bernama, Celia Olivera Cuccittini.

Cuccittino meninggal pada 1998. Semasa hidupnya, ia sangat mendukung keinginan Messi untuk menjadi pemain sepak bola. Sayang, ia tutup usia ketika peraih Ballon d'Or baru berusia 11 tahun.

Ia belum sempat menyaksikan cucunya meraih segalanya. Selebrasi ikonik Messi setelah mencetak gol dengan menunjuk tangan ke langit dipercaya sebagai bentuk penghormatan untuk neneknya. Sang bintang sempat menceritakan kisah mengharukan tentang pengaruh neneknya, dalam sebuah wawancara dengan Diario Ole.

"Saya masih kecil, kami semua akan pergi ke lingkungan tempat seluruh keluarga selalu pergi. Saudara laki-laki dan sepupu saya semua akan bermain, masing-masing dalam kategorinya masing-masing karena kami semua berbeda usia," katanya saat itu, dikutip dari dailymail.co.uk, Kamis (19/1/2023).

Messi salah satu anak dengan usia paling muda waktu itu. Ia seharusnya belum masuk ketegori apa pun. Kebetulan, ada kelompok yang kehilangan pemain. 

Nenek La Pulga meminta pelatih memakai jasa cucunya. "Bagaimana kami bisa biarkan dia bermain? Dia terlalu kecil, dia tidak bisa bermain," kata Messi menirukan ucapan pelatih terhadap neneknya.

Upaya neneknya membuahkan hasil. Messi mendapat kesempatan unjuk gigi. Itu karena pelatih sangat menghormati Cuccittino.

"Saya mencetak dua gol meskipun sejujurnya, saya tidak terlalu ingat karena saya masih sangat muda, tapi itulah kisah yang biasa diceritakan nenek saya," tutur Messi.

Kini pria 35 tahun itu dinilai sebagai pesepak bola terhebat sepanjang masa. Ia sudah meraih semua trofi di level klub, timnas serta individu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement