Ahad 22 Jan 2023 07:13 WIB

Palestina Sambut Baik Sikap Arab Saudi yang Tolak Normalisasi dengan Israel

Menlu Saudi menegaskan kesepakatan membentuk negara Palestina adalah prasyarat.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Lida Puspaningtyas
Menlu Retno LP Marsudi (kanan) dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Alsaud (kiri) memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Gedung Kemenlu Jakarta, Selasa (7/6/2022). Pertemuan bilateral tersebut salahatunya membahas peningkatan kerja sama antara kedua negara.
Foto: ANTARA/Humas Kemenlu
Menlu Retno LP Marsudi (kanan) dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Alsaud (kiri) memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Gedung Kemenlu Jakarta, Selasa (7/6/2022). Pertemuan bilateral tersebut salahatunya membahas peningkatan kerja sama antara kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Otoritas Palestina (PA) menyambut baik sikap Arab Saudi tentang normalisasi hubungan dengan otoritas pendudukan Israel. Saudi disebut telah memberikan dukungan nyata bagi perjuangan rakyat Palestina.

"Sikap Arab Saudi mencerminkan dukungan nyata bagi Palestina dan perjuangan mereka, serta dukungan nyata bagi hak-hak warga Palestina di semua platform internasional,"jelas Kementerian Luar Negeri Palestina dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (20/1/2023).

Baca Juga

Sementara itu, pernyataan tersebut memuji dukungan penuh Saudi kepada rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri dan pembentukan negara bebas mereka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya berdasarkan resolusi internasional.

"Sikap ini berada di bawah kepemimpinan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammad Bin Salman,"tambahnya.

Pernyataan ini keluar sebagai respons atas pernyataan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud pada Kamis (19/1/2023), bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel hingga negara Palestina berdiri.

"Normalisasi sejati dan stabilitas sejati hanya akan datang dengan memberikan harapan kepada warga Palestina, dengan memberikan martabat kepada warga Palestina," katanya kepada Bloomberg TV selama wawancara yang diadakan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Menurut Bloomberg, Menteri Luar Negeri menegaskan bahwa kesepakatan untuk membentuk negara Palestina akan menjadi prasyarat untuk membangun hubungan diplomatik formal dengan Israel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement