Senin 30 Jan 2023 12:32 WIB

Fokus BI Tahun Ini, Perry: Turunkan Inflasi Inti

Bank Indonesia sudah menentukan arah kebijakan pada tahun ini.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan menata produk minuman di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (2/1/2023). Bank Indonesia (BI) memastikan sudah menentukan arah kebijakan pada tahun ini.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan menata produk minuman di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (2/1/2023). Bank Indonesia (BI) memastikan sudah menentukan arah kebijakan pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memastikan sudah menentukan arah kebijakan pada tahun ini. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, arah kebijakan tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan strategi tahun lalu.

"Arah kebijakan kami sangat jelas. Dalam masa tahun lalu dan tahun ini, instrumen moneter kami adalah prostability, tetap konsisten," kata Perry dalam Peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).

Baca Juga

Sementara untuk instrumen makroprudensial, sistem pembayaran, pasar uang, inklusi ekonomi, ekonomi hijau, dan keuangan syariah adalah progrowth. Perry menegaskan, kebijakan moneter diarahkan untuk segera menurunkan inflasi.

Dalam upaya menurunkan inflasi inti, saat ini BI sudah menaikkan suku bunga sebanyak 225 basis point (bps). Perry menyatakan, likuiditas juga lebih baik.

"Likuiditas kami jamin lebih bahkan DP nol persen. Bahkan, kami akan inovasi kreasi mendorong pembiayaan dan kredit memastikan kredit tahun ini bisa (tumbuh) 10-12 persen," ujar Perry.

Perry bahkan memproyeksikan, pembiayaan dan kredit oleh perbankan memiliki potensi di atas 12 persen sepanjang tetap prudent. Untuk itu, dia memastikan, BI juga akan mendukung dengan insentif.

Dia menambahkan, BI juga akan mendorong inklusi ekonomi dan keuangan UMKM. Begitu juga dengan keuangan syariah dan ekonomi hijau serta hilirisasi dengan didorong beberapa kebijakan lain. Perry mengingatkan, tahun ini tetap harus waspada karena kondisi ekonomi global masih bergejolak.

"Dengan keyakinan kita, mari kita optimistis. BI memperkirakan 2023 ini pertumbuhan bisa 4,5 sampai 5,3 persen. Kemungkinan sekitar 4,9 persen bisa saja, konsumsi cepat bisa mengarah ke lima persen," tutur Perry.

Perry juga memastikan dengan kebijakan kenaikan suku bunga saat ini maka inflasi pada semester I 2023 dapat ditekan di bawah empat persen. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement