REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah memerintahkan kita untuk memerangi setan dan menyiapkan diri sepenuhnya untuk menghadapi peperangan melawan setan. Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin menjelaskan bahwa para ulama memberikan tiga nasihat untuk bisa mengalahkan setan.
Pertama, seorang hamba perlu mengenal dan mempelajari perangkap serta tipu daya setan. Jika setan tahu kamu telah mengetahui perangkap dan tipu dayanya, maka setan tidak berani mendekati kamu. Ibarat seorang pencuri yang segera lari menghindari, karena pemilik rumah telah mengetahui keberadaannya.
Kedua, jangan pernah menanggapi ajakan setan, termasuk dengan menunjukkan minat dan mencoba mengikuti langkah setan. Sebab ajakan setan ibarat anjing yang menggonggong, jika kamu mendatanginya maka anjing akan menyerang dan menggigit kamu. Akan tetapi, jika kamu menghindarinya maka lama-lama anjing itu akan diam.
Ketiga, seorang hamba perlu terus-menerus berdzikir kepada Allah SWT, baik dengan lisan maupun dengan hati kamu.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Bahwa kedudukan Dzikrullah terhadap setan adalah bagaikan luka pada anak Adam."
Imam Al-Ghazali juga menjelaskan cara mengetahui tipu daya setan dan bagaimana supaya manusia bisa memahaminya. Setidaknya ada dua cara untuk mengenali tipu daya setan.
Pertama, setan menyerang korbannya dengan cara membidik mereka dengan bisikan-bisikan seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Kamu dapat mengenali anak panah setan itu dengan merasakan bisikan-bisikan yang beraneka ragam itu.
Kedua, senjata setan adalah para muridnya yang sudah berhasil dijerat. Hal itu dapat kamu kenali dengan mengetahui jenis-jenis tipu daya setan dan sifat-sifatnya serta cara menyerangnya. Hal ini dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin yang diterjemahkan Abu Hamas As-Sasaky dan diterbitkan Khatulistiwa Press 2013.
Sementara, Imam Al-Ghazali menjelaskan, ada dua strategi utama untuk memerangi dan mengalahkan setan. Pertama, dengan meminta perlindungan hanya kepada Allah SWT dan tidak kepada yang lain.
Strategi kedua, seperti disarankan oleh sebagian ulama bahwa setan akan menjauh dari hamba yang melakukan mujahadah yakni hamba yang latihan dan disiplin spiritual secara keras.