Selasa 31 Jan 2023 09:27 WIB

Biden tidak akan Kirim Jet Tempur F-16 untuk Ukraina

AS tidak akan menyediakan jet tempur F-16 bagi Ukraina untuk melawan Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joe Biden pada Senin (30/1/2023) mengatakan, Amerika Serikat (AS) tidak akan menyediakan jet tempur F-16 bagi Ukraina untuk melawan Rusia.
Foto: EPA-EFE/GIUSEPPE LAMI
Presiden Joe Biden pada Senin (30/1/2023) mengatakan, Amerika Serikat (AS) tidak akan menyediakan jet tempur F-16 bagi Ukraina untuk melawan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Joe Biden pada Senin (30/1/2023) mengatakan, Amerika Serikat (AS) tidak akan menyediakan jet tempur F-16 bagi Ukraina untuk melawan Rusia. Langkah ini diambil ketika pasukan Rusia mengeklaim peningkatan serangkaian di timur Ukraina.

"Tidak," ujar Biden kepada wartawan di Gedung Putih ketika ditanya apakah Amerika Serikat akan menyediakan jet tempur untuk Ukraina.

Baca Juga

Biden mengungkapkan pernyataan tersebut tak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, Rusia mulai membalas dendam atas perlawanan Ukraina dengan serangan tanpa henti di wilayah timur. Zelenskiy memperingatkan, Moskow punya tujuan meningkatkan serangan di sepanjang garis depan yang membentang melintasi selatan dan timur.

Ukraina telah mengamankan pasokan tank tempur dari Jerman dan AS. Namun setelah itu, Ukraina kembali mendesak sekutu Baratnya untuk mengirim jet tempur generasi keempat seperti F-16.

"Rintangan besar berikutnya sekarang adalah jet tempur,” ujar Penasihat Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov, Yuriy Sak.

Meskipun tidak ada tanda-tanda serangan baru Rusia yang lebih luas, administrator Provinsi Donetsk di timur Ukraina yang dikuasai Rusia, Denis Pushilin, mengatakan, pasukan Rusia telah mengamankan pijakan di Vuhledar. Wilayah ini merupakan sebuah kota pertambangan batu bara yang reruntuhannya menjadi benteng pertahanan Ukraina sejak pecahnya perang pada Februari 2022 lalu.

Ratusan tank modern dan kendaraan lapis baja yang dijanjikan negara-negara Barat ke Ukraina akan dikirim beberapa bulan lagi. Hal ini membuat Kiev harus berjuang melewati musim dingin dalam perang yang tanpa henti.

Pasukan tentara bayaran Rusia dari Wagner Group telah mengirim ribuan narapidana yang direkrut dari penjara Rusia ke area pertempuran di sekitar Bakhmut. Ini mengulur waktu bagi militer reguler Rusia untuk menyusun kembali unit dengan mengerahkan ratusan ribu pasukan cadangan.

Zelenskyy mendesak Barat mempercepat pengiriman senjata yang dijanjikan sehingga Ukraina dapat menyerang. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, negara-negara Barat yang memasok senjata mengarah semakin terlibat langsung dalam konflik. Tetapi langkah itu tidak berpotensi untuk mengubah perang.

Lembaga think tank, Institute for the Study of War yang berbasis di AS mengatakan, kegagalan Barat untuk menyediakan bantuan yang diperlukan tahun lalu adalah alasan utama kemajuan Kiev di medan perang terhenti sejak November. Para peneliti mengatakan, Ukraina masih dapat merebut kembali wilayahnya setelah senjata yang dijanjikan tiba.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement