REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia, Andi Gani, memaparkan hasil Musra Indonesia ke-16 yang digelar di wilayah Yogyakarta. Dari pemaparan tersebut, diketahui nama bakal calon presiden (bacapres) dari Partai Golkar, Airlangga Hartarto, konsisten berada di tiga besar.
"Karakter kepemimpinan Airlangga disebut sesuai dengan karakteristik masyarakat Jawa," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Airlangga merupakan bakal calon presiden dari Partai Golkar memperoleh 717 suara atau 20,16 persen, dari total 3.557 voters yang mengikuti acara tersebut. Sementara itu, di urutan pertama ditempati oleh Prabowo Subianto sebanyak 1.074 suara atau 30,19 persen dan di urutan kedua Ganjar Pranowo sebanyak 907 suara atau 25,50 persen.
Menurut Ketua Panitia Musra, Panel Barus, konsistensi perolehan suara yang didapat Airlangga di setiap Musra dikarenakan mesin partai sudah bergerak. Dia menjelaskan, peserta yang hadir di Musra Indonesia selalu berbeda di tiap wilayah.
"Jadi, misal Airlangga menang di Banten, yang tadi saya bilang, dukungan para calon ini semakin terlihat pasca Musra. Saya sudah melihat, dukungan ini terlihat sekali di Banten. Kita lihat dan kita tahu sama-sama, basisnya Golkar jadi mesin politiknya sudah mulai bergerak di sana, sehingga mendapatkan posisi pertama dari hasil e-voting," kata Barus.
Menurut Barus, perolehan suara yang diraih di tiap Musra adalah suara yang riil. Sehingga pelaksanaan Musra bisa dijadikan gambaran untuk pemilu ke depannya. Barus menegaskan, pihaknya tidak melarang mesin partai untuk melakukan pergerakan. Menurutnya, yang diharamkan oleh Musra adalah yang mengotak-atik hasil voting Musra.
Sebelumnya, nama Airlangga juga terus berada di tiga besar. Bahkan di beberapa wilayah, seperti Gorontalo, Sulawesi Barat, Banten, dan teranyar di Kalimantan Selatan, Airlangga unggul dan berada di urutan pertama.