REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Badan Antariksa Eropa (ESA) telah mempersiapkan astronautnya untuk kemungkinan misi ke stasiun luar angkasa Tiangong tiga modul milik Cina. Pada Agustus 2017, misalnya, Samantha Cristoforetti dan Matthias Maurer dari ESA melakukan pelatihan bertahan hidup sembilan hari dengan 16 rekan Cina mereka di Laut Kuning, dekat kota pesisir Yantai.
Pada tahun sebelumnya, astronaut Cina Ye Guangfu ikut serta dalam perjalanan gua ESA di pulau Sardinia, Italia.
“Kedua kegiatan tersebut berasal dari perjanjian tahun 2015 untuk meningkatkan kolaborasi antara ESA dan Cina Manned Space Agency dengan tujuan menerbangkan astronaut Eropa di stasiun luar angkasa Cina mulai tahun 2022,” tulis pejabat ESA dalam siaran pers tahun 2017.
Menurut SpaceNews, Eropa belum mengirim astronaut ke Tiangong- dan tampaknya tidak akan melakukannya dalam waktu dekat. “Kami sangat sibuk mendukung dan memastikan komitmen dan kegiatan kami di Stasiun Luar Angkasa Internasional, di mana kami memiliki sejumlah mitra internasional yang bekerja sama,” kata Direktur Jenderal ESA Josef Aschbacher dalam jumpa pers pekan lalu, Andrew Jones melaporkan dalam sebuah cerita bahwa SpaceNews diterbitkan pada 25 Januari.
“Untuk saat ini, kami tidak memiliki anggaran atau politik, katakanlah, memberi izin atau niat untuk terlibat dalam stasiun ruang angkasa kedua- yaitu berpartisipasi di stasiun ruang angkasa Cina,” kata Aschbacher, menurut Jones.
Dilansir dari Space, Jumat (3/2/2023), Cina mulai membangun Tiangong pada April 2021 dengan peluncuran Tianhe, modul inti stasiun tersebut. Modul samping yang disebut Wentian diluncurkan Juli lalu, dan perakitan Tiangong berbentuk T diakhiri dengan kedatangan modul Mengtian pada Oktober.
Tiangong telah menyelenggarakan empat misi berawak hingga saat ini, yang masing-masing membawa tiga astronaut ke kompleks yang mengorbit. Semua pengunjung ini adalah anggota Korps Astronaut Tentara Pembebasan Rakyat Cina.
Terlepas dari pernyataan Aschbacher baru-baru ini, kunjungan Eropa ke Tiangong masih lebih mungkin daripada perjalanan Amerika ke sana. Pada 2011, Kongres melarang NASA untuk bekerja sama secara substansial dengan mitranya dari Cina tanpa izin tertulis sebelumnya.
Undang-undang ini, yang dikenal sebagai Wolf Amendment, mempersulit Cina untuk berpartisipasi dalam program Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), bahkan jika negara tersebut menginginkannya. Cina bukan mitra ISS dan tidak ada astronaut Cina yang pernah mengunjungi tempat tersebut.