Kamis 16 Jan 2025 06:56 WIB

Ispace Jepang dan Firefly AS Luncurkan Wahana Pendarat Bulan dari Florida

Peluncuran ganda ini menandai minat global dalam mengeksplorasi permukaan bulan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Bulan (ilustrasi).
Foto: EPA
Bulan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dua pendarat bulan dari perusahaan eksplorasi luar angkasa Jepang, iSpace, dan perusahaan AS, Firefly Aerospace, diluncurkan dari Florida menggunakan roket SpaceX pada Rabu (15/1/2025) waktu setempat. Peluncuran ganda ini menandai minat global dalam mengeksplorasi permukaan bulan.

ISpace meluncurkan Hakuto-R yang merupakan misi keduanya untuk mendarat di bulan. Sebelumnya, misi pertama pada April 2023 gagal mendarat di bulan akibat kesalahan perhitungan ketinggian pada tahap akhir.

Baca Juga

Firefly Aerospace yang berbasis di Texas meluncurkan wahana pendarat bulan pertamanya, Blue Ghost, yang akan menjadikannya perusahaan ketiga yang meluncurkan wahana pendarat bulan di bawah program Layanan Muatan Bulan Komersial (CLPS) publik-swasta NASA. "Peluncuran bersama dengan Firefly merupakan simbol semakin meningkatnya misi komersial ke bulan,” kata CEO ispace Takeshi Hakamada dalam sebuah acara penayangan publik di Tokyo, seperti dilansir laman Reuters, Kamis (16/1/2025).

Dalam misi kali ini, pendarat ispace bernama Resilience membawa total enam muatan termasuk kendaraan eksplorasi kecil (micro rover) yang dirancang untuk mengumpulkan sampel bulan. Pendaratan Resilience di permukaan bulan diperkirakan terjadi pada sekitar Mei-Juni, empat hingga lima bulan setelah peluncuran.

Wahana ini akan menempuh jalur hemat energi yang mengandalkan gravitasi bumi dan bulan dalam serangkaian lintasan yang berkelok-kelok untuk mengarahkan orbitnya, mirip dengan misi SLIM milik badan antariksa Jepang yang berhasil mendaratkan wahana ini di bulan tahun lalu. Sementara itu, Blue Ghost milik Firefly akan mencoba mencapai bulan dalam 45 hari setelah peluncuran, sekitar tanggal 2 Maret. Wahana pendarat itu membawa 10 muatan dari berbagai pelanggan yang didanai NASA dan satu dari Honeybee Robotics milik Blue Origin.

Misi kedua wahana pendarat itu akan berlangsung selama sehari penuh di bulan karena suhu malam hari di sana sangat ekstrem, mencapai minus 128 Celsius. Peluncuran ini menunjukkan semakin tingginya perhatian terhadap bulan sebagai lokasi strategi bagi eksplorasi dan penelitian luar angkasa. Selain sebagai pangkalan untuk misi manusia di masa depan, bulan diyakini memiliki sumber daya yang dapat ditambang untuk digunakan dalam aplikasi Antariksa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement