Jumat 03 Feb 2023 16:54 WIB

NU akan Berusia 100 Tahun dalam Penanggalan Hijriyah, Mengapa Perlu Dirayakan?  

Puncak peringatan Satu Abad NU akan dilaksanakan pada 7 Februari 2023

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Rais Syuriah NU, KH M Cholil Nafis menjelaskan urgensi pelaksanaan 100 tahun Nahdlatul Ulama pada 7 Februari 2023.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Rais Syuriah NU, KH M Cholil Nafis menjelaskan urgensi pelaksanaan 100 tahun Nahdlatul Ulama pada 7 Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Berdasarkan kalender Hijriyah, kini Nahdlatul Ulama (NU) telah genap berusia seratus tahun atua satu abad. Sedangkan menurut hitungan tahun Masehi, NU masih berusia 97 tahun. 

NU lahir pada 16 Rajab 1434 H atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. Tapi mengapa satu abad ini perlu dirayakan?

Baca Juga

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Cholil Nafis, menjelaskan, Satu Abad NU perlu dirayakan karena mengamalkan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa Allah SWT mengutus kepada umat ini setiap ujung seratus tahun pembaru agamanya.

“Menurut pendapat al-Hafizh Ibnu Hajar, bahwa pembaru itu bisa dimaknai perorangan juga bisa diartikan kelompok atau organisasi,” ujar Kiai Cholil dalam keterangn tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (3/2/2023).

Jadi bagi kaum Nahdliyin, lanjut Kiai Cholil, NU itu adalah kelompok atau organisasi yang telah memberi arah jalan beragama yang benar dengan ciri tawassuth berasaskan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang menjadi kelompok mayoritas (al-Sawadul A’zham).

“Nah, bergabung dengan organisasi mayoritas sendiri adalah perintah Nabi SAW agar umatnya mendapat arah yang benar dalam beragama (‘alaikum bil-sawadil a’zham),” ucap Kiai Cholil.

Hingga sekarang ini, menurut Kiai Cholil, NU telah satu abad berkhidmat membimbing umat dan menyangga negara, sehingga bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap kokoh. 

Dengan wadah NU, menurut dia, para pendiri mampu menyatukan gerakan para kiai yang berbasis pesantren untuk berjuang secara nasional bahkan internasional, serta mengasuh masyarakat dan menyatukan anak bangsa untuk berjuang meraih kemerdekaan dan mengisinya.

Baca juga: Mualaf Prancis William Pouille, Kecintaannya kepada Arab Saudi Mengantarkannya ke Islam

“Perayaan satu abad ini adalah ungkapan kebahagiaan, yang dalam istilah agama disebut tahadduts binni’mah dalam rangka mensyukuri nikmat petunjuk dan pertolongan (hidayat dan ma’unah) Allah SWT. Berharap Allah SWT terus menjaga NU dan warganya sampai hari ba’ats kelak,” kata Kiai Cholil.

Selain itu, tambahnya, perayaan satu abad juga untuk merefleksikan kecintaan kepada para ulama pendiri NU dan para penerusnya. 

“Sehingga dari generasi ke generasi selalu menghormati dan meneladani generasi sebelumnya seraya mendoakan atas semua jerih payak perjuangannya agar diterima oleh Allah SWT,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini.   

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement