Senin 06 Feb 2023 19:39 WIB

Ada Potensi Perbedaan Idul Fitri, Muhammadiyah Ingatkan Saling Menghormati

Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal untuk idul fitri.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ada Potensi Perbedaan Idul Fitri, Muhammadiyah Ingatkan Saling Menghormati. Foto:Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Senin (6/2).
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Ada Potensi Perbedaan Idul Fitri, Muhammadiyah Ingatkan Saling Menghormati. Foto:Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Senin (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan adanya kemungkinan perbedaan 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri dan 10 Dzulhijjah 1444 H Idul Adha pada tahun ini. Perbedaan ini berpotensi terjadi karena perbedaan metode yang digunakan, dan Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal.

"Dijelaskan tadi (oleh ahli falak Muhammadiyah), bahwa ada kemungkinan di bulan 1 Syawal 1444 H atau Idul Fitri dan Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Perbedaan karena perbedaan metode yang dipakai," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Senin (6/2/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, karena ini merupakan ranah ijtihad, maka Muhammadiyah selalu berkomitmen untuk saling menghargai, menghormati, toleran atau tasamuk, terhadap perbedaan jika hal itu memang terjadi. Perbedaan ini adalah hasil ijtihad yang sudah menjadi watak umat Islam dalam perkara ikhtilaf atau perbedaan dalam praktik menjalankan agama.

"Jangan dianggap sebagai sumber perpecahan, sumber yang membuat umat Islam dan warga bangsa retak. Karena ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian dari denyut nadi perjuangan perjalanan sejarah umat Islam yang satu sama lain saling memahami, saling menghormati dan saling menghargai," kata dia.

Apalagi, lanjut Haedar, inti dari semua adalah ibadah. Dengan demikian, dalam rangka memasuki bulan Ramadhan, 1 Syawal, 1 Dzulhijjah, 9 Dzulhijjah dan 10 Dzulhijjah, setiap Muslim perlu menjadikan itu sebagai proses ibadah yang membuat kaum Muslim semakin taqorrub atau dekat kepada Allah SWT dan semakin ihsan kepada kemanusiaan.

"Berbuat baik dalam kehidupan, dan menjadikan diri kita semakin lebih baik lagi sebagai insan yang Muslim, Mukmin, Muhsin, Muttaqin, sehingga perbedaan apapun kalau itu terjadi justru semakin memperkokoh diri kita sebagai Muslim secara pribadi maupun umat Islam secara kolektif," ujarnya.

PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1444 H jatuh pada Kamis 23 Maret 2023. Sedangkan 1 Syawal 1444 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Jumat 21 April 2023. Untuk 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada Senin 19 Juni 2023, Hari Arafah 9 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada Selasa 27 Juni 2023, dan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada Rabu 28 Juni 2023.

Keputusan Muhammadiyah tersebut memiliki dasar diniyah atau keagamaan yang kuat dan tidak semata-mata bersifat rasionalitas. Ijtihad yang diambil Muhammadiyah dengan wujudul hilal adalah ijtihad yang dapat dipertanggungjawabkan secara keagamaan, keilmuan, dan bahkan kepentingan maslahat umum.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement