REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Blokade Israel telah mempersulit warga Gaza memperoleh layanan medis. Akibatnya jumlah pasien sakit terus meningkat karena kekurangan layanan kesehatan dan tak bisa mengakses obat akibat blokade Israel.
Bahkan kota Gaza mengalami peningkatan sebanyak 12,5 persen pada pasien kanker sejak 2021. Seperti dilansir The New Arab, Senin (6/2/2023), pejabat kesehatan di Gaza menuduh kebijakan Israel telah berakibat meningkatkan angka kanker di Palestina.
Kebijakan Israel disebut telah menghambat hak pasien untuk mengakses pengobatan di luar negeri. Mereka mengatakan sistem kesehatan Gaza telah menderita kesenjangan besar dalam perawatan kesehatan untuk pasien kanker, termasuk deteksi dini, layanan diagnostik, pengobatan radiologi, dan kemoterapi.
Kepala departemen onkologi Kementerian Kesehatan Palestina Khaled Thabet mengatakan Tel Aviv juga mencabut hak 40 persen pasien kanker di Gaza untuk mendapatkan perawatan medis di luar negeri. Dia menekankan pasien kanker Gaza sudah menghadapi banyak tantangan karena Israel menerapkan pembatasan yang mencegah masuknya pasokan medis.
Pejabat lain, Abdul Latif Al-Hajj, menambahkan rumah sakit Palestina menghadapi kekurangan besar dalam layanan radioterapi dan pemindaian atom. Ia juga menuding permasalahan itu karena blokade Israel.
Pernyataan kementerian kesehatan itu muncul saat Hari Kanker Sedunia yang diperingati pada 4 Februari, ketika terungkap kanker adalah penyebab kematian terbesar ketiga di antara warga Palestina. Menurut kementerian kesehatan, 5.320 orang didiagnosis menderita kanker di wilayah Palestina pada tahun 2021, termasuk 1.952 pasien di Jalur Gaza yang terkepung. Angka 2021 mengalami peningkatan 12,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Al-Hajj mengimbau masyarakat internasional pada Ahad (5/2/2023) meningkatkan layanan pengobatan bagi pasien kanker di Gaza yang telah menderita blokade yang diberlakukan Israel sejak 2007. Dia juga mendesak kelompok hak asasi manusia memikul tanggung jawab dan menekan Israel agar mengizinkan perpindahan pasien ke rumah sakit di Yerusalem dan Tepi Barat untuk perawatan.
Pusat Hak Asasi Manusia Al Mezan juga menyerukan penghentian pembatasan Israel pada perawatan kesehatan yang dibutuhkan untuk warga Palestina. Gaza telah terhuyung-huyung dari blokade ilegal yang berlangsung selama lebih dari 15 tahun, kota itu mengalami kerawanan pangan yang tinggi, air minum yang tidak layak, layanan medis yang tidak memadai, dan tingkat pengangguran yang tinggi.