Selasa 07 Feb 2023 17:03 WIB

Jendral AU AS Akui tak Deteksi Balon Mata-mata China

Militer AS tidak mendeteksi kemunculan balon mata-mata sebelum benar-benar muncul

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Dalam foto yang disediakan oleh Travis Huffstetler Photography ini, sebuah balon besar melayang di atas Samudra Atlantik, tepat di lepas pantai Carolina, Sabtu, 4 Februari 2023. Bola putih besar yang melayang melintasi wilayah udara AS minggu ini dan ditembak jatuh oleh Angkatan Udara di atas Atlantik di televisi langsung hari Sabtu memicu pusaran diplomatik dan meledak di media sosial.
Foto: Travis Huffstetler Photography
Dalam foto yang disediakan oleh Travis Huffstetler Photography ini, sebuah balon besar melayang di atas Samudra Atlantik, tepat di lepas pantai Carolina, Sabtu, 4 Februari 2023. Bola putih besar yang melayang melintasi wilayah udara AS minggu ini dan ditembak jatuh oleh Angkatan Udara di atas Atlantik di televisi langsung hari Sabtu memicu pusaran diplomatik dan meledak di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) Glen VanHerck mengatakan pada Senin (6/2/2023), bahwa militer tidak mendeteksi kemunculan balon mata-mata sebelum benar-benar muncul pada 28 Januari. Dia mengakui peristiwa itu sebagai kesenjangan kesadaran.

"Saya akan memberi tahu Anda bahwa kami tidak mendeteksi ancaman tersebut, dan itu adalah domain kesenjangan kesadaran," kata  jenderal senior AS yang bertanggung jawab menjatuhkan balon mata-mata China itu.

Baca Juga

Kepala Komando Pertahanan Udara Amerika Utara dan Komando Utara AS ini mengatakan, balon terbaru setinggi 60 meter dan muatan di bawahnya berbobot beberapa ribu kilogram. Dia tidak memberikan perincian tentang balon sebelumnya, termasuk wilayah-wilayah yang nampak balon terbang di tersebut.

VanHerck tidak mengesampingkan kemungkinan ada bahan peledak di balon itu. Namun dia mengatakan, tidak memiliki bukti tentang itu. Risiko itu hanya merupakan faktor dalam rencananya untuk menembak jatuh balon di perairan terbuka.

Beberapa pesawat tempur dan pengisian bahan bakar terlibat dalam misi tersebut. Walau hanya jet tempur F-22 dari Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia yang menembak pada pukul 14:39. Jet ini menggunakan satu rudal udara-ke-udara supersonik AIM-9X, pencari panas.

VanHerck mengatakan puing-puing telah dikumpulkan dari area sekitar 1.500 meter x 1.500 meter. Sejumlah kapal militer membantu mengumpulkannya.

Penjaga Pantai A.S. mengatakan pada Senin, bahwa mereka memberlakukan zona keamanan sementara di perairan Pantai Surfside, South Carolina. Area itu tempat balon itu ditembak jatuh.

Pentagon mengatakan selama akhir pekan, bahwa balon mata-mata China telah terbang sebentar di atas AS setidaknya tiga kali selama pemerintahan Presiden Donald Trump dan satu kali sebelumnya di bawah Presiden Joe Biden. Pejabat senior AS telah menawarkan untuk memberi pengarahan kepada orang-orang dari pemerintahan sebelumnya. Arahan ini tentang rincian penerbangan balon sebelumnya ketika Trump menjadi presiden.

Anggota Parlemen Republik Michael Waltz, yang bertugas di komite intelijen House of Representatives mengatakan pada akhir pekan, bahwa Pentagon telah memberitahunya beberapa insiden balon China telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Salah satu wilayah yang tampak benda tersebut termasuk Florida.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement