Selasa 07 Feb 2023 17:08 WIB

IDAI Imbau Dokter tak Resepkan Obat Sirup Praxion Sampai Ada Hasil Investigasi

IDAI terus berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga berwenang terkait Praxion.

Red: Qommarria Rostanti
Praxion buatan Pharos Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau seluruh dokter anak tidak meresepkan obat sirop penurun demam Praxion. (ilustrasi)
Foto: Dok Pharos Indonesia
Praxion buatan Pharos Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau seluruh dokter anak tidak meresepkan obat sirop penurun demam Praxion. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau seluruh dokter anak tidak meresepkan obat sirup penurun demam Praxion. Imbauan ini berlaku sementara waktu, sampai ada hasil investigasi lebih lanjut dari pihak berwenang.

"IDAI terus berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga berwenang, terkait pengusutan kasus," kata Ketua IDAI dr Piprim Basarah melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (7/2/2023).

Baca Juga

IDAI mengimbau masyarakat agar tetap menunggu hasil investigasi lengkap, sambil mengamati apabila anak-anaknya ada mengalami penurunan jumlah urine. Apabila anak mengalami demam ringan, bisa ditangani terlebih dahulu dengan kompres dan menggunakan baju tipis.

Secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, proses investigasi bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) fokus pada uji produk obat dan sampel obat yang dikonsumsi pasien. "Pengujian sampel dari sisa obat maupun dari produksi dan rantai distribusi masih terus berlangsung sampai hari ini. Kita tunggu hasilnya," kata dia.

Selain itu, kata Nadia, BPOM telah menginstruksikan penarikan secara mandiri produk obat Praxion dari seluruh pasaran di Indonesia oleh produsen. Sambil menunggu proses investigasi selesai, Kemenkes menganjurkan fasyankes untuk memberikan obat racikan puyer kepada pasien yang membutuhkan sebagai pengganti obat sirup.

"Kami sudah imbau apotek untuk tidak memberikan dulu obat sirup yang dibeli secara mandiri oleh konsumen sebelum ada keterangan resmi dari BPOM," ujarnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

(QS. Al-Baqarah ayat 61)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement