REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam merupakan agama yang sempurna, yang mengatur kehidupan umatnya bahkan dari hal-hal mendasar seperti makan, minum, dan bersuci agar dilakukan dengan cara yang baik. Seperti dalam mengkonsumsi makanan, Islam juga mengajarkan agar umatnya hanya memakan makanan yang halal dan baik.
Bukan tanpa alasan, Islam melarang umatnya untuk memakan makanan yang haram, pasti ada kebaikan di balik perintah tersebut. Karena jika kita mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram, maka itu akan mendatangkan dampak yang buruk bagi manusia, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Dikutip dari buku “Para Musuh Allah” karya Rizem Aizid disebutkan ada lima dampak buruk yang akan ditanggung umat muslim apabila mengkonsumsi makanan haram tersebut. Baik haram dari zatnya maupun dari cara mendapatkannya.
Pertama, tidak diterimanya amal ibadah
Orang yang mengkonsumsi makanan haram amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT. Bisa Anda bayangkan, bagaimana kalau amal ibadah seseorang ditolak oleh-Nya? Semua ibadahnya akan percuma. Sedekah yang ia keluarkan bernilai sia-sia. Shalatnya pun hanya tinggal gerakannya saja, tanpa ada pahalanya.
Ketika Saad bin Abi Waggash meminta nasihat Rasulullah Saw, supaya doa-doanya dikabulkan, Rasulullah Saw. bersabda, "Wahai Saad, perbaikilah makananmu (makan-lah makanan yang halal), niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan selama 40 hari. Dan, seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak untuknya." (HR. Thabrani).
Sungguh menyedihkan. Muslim yang memakan makanan haram amal ibadahnya tidak akan diterima selama 40 hari. Padahal, setiap detik manusia senantiasa dibayangi perbuatan salah dan lupa.
Kedua, Terabaikannya Doa
Dampak buruk kedua dari memakan makanan haram adalah tidak dikabulkannya doa pelakunya oleh Allah Swt. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah Saw dalam sabdanya, "Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh sehingga rambutnya kusut dan wajahnya berdebu. la menengadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata, 'Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!' Padahal, yang dimakannya adalah perkara haram maka bagaimana akan diterimanya doa itu?" (HR. Muslim).
Tidak hanya bagi muslim yang gemar memakan makanan haram, bagi muslim yang gemar melakukan maksiat serta meminum minuman haram pun doanya tidak akan dikabulkan Allah Swt. Hanya amal shalih yang menjadi penyebab terangkat dan diterimanya doa.
Ketiga, Terkikisnya Iman
Dampak buruk ketiga dari memakan harta yang diperoleh dengan cara batil adalah terkikisnya iman seseorang. Artinya, semakin sering seorang muslim memakan makanan haram, baik haram zatnya maupun cara memperolehnya, akan semakin cepat pula imannya terkikis.
Kemaksiatan dan dosa akan mengiringi langkah setiap orang yang tidak memiliki keimanan kepada Allah Swt. Dan, muslim yang tidak mukmin (tidak memiliki keimanan) tidak termasuk golongan yang dimuliakan Allah Swt., yaitu muslim yang kaffah. Alih-alih dimuliakan, muslim yang tidak mukmin justru akan dihinakan.
Keempat, Dicampakkan ke Neraka
Memakan makanan haram akan mengakibatkan pelakunya dicampakkan ke neraka yang penuh kehinaan dan penyiksaan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw., "Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya." (HR. Tirmidzi).
Neraka adalah tempat terburuk yang diciptakan oleh Allah Swt. untuk membalas hamba-Nya yang ingkar dan lalai menjalankan perintah-Nya. Bahkan, makanan bagi para penghuninya pun terbuat dari makanan terburuk. Ada beberapa jenis makanan yang khusus disediakan bagi para penghuni neraka.
Pertama, duri. Para penghuni neraka telah disediakan makanan berupa duri. Menurut Ibnu Abbas, duri atau dhari' adalah makanan khusus untuk binatang dan bukan untuk manusia. Unta yang memakannya tidak akan pernah kenyang, dan sedikit demi sedikit akan mati karena telah memakannya. Allah Swt. berfirman:
"Banyak wajah pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar." (OS. al-Ghasyiyah ayat 2-7).
Kedua, pohon zaqqum. Selain duri, para penghuni neraka juga diberi makan berupa pohon zaqqum. Konon, buah pohon zaqqum ini rasanya seperti kuningan yang dicairkan bahkan lebih buruk lagi. Apabila dimakan, maka akan membakar wajah dan organ dalam tubuhnya.
Mengenai pohon zaqqum ini, Allah Swt. menjelaskan dalam firman-Nya: “(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya, Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya, pohon zaqqum merupakan sebatang pohon yang keluar dan dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala setan-setan. Maka, sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, sehingga mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.?" (OS. ash-Shaffat ayat 62-66).
Kelima, Mengeraskan Hati
Memakan makanan haram dapat mengeraskan hati. Ketika hati sudah keras, tidak akan ada cahaya kebenaran yang terpancar darinya, walau hanya setitik. Hati yang keras akan jauh dari kebenaran Allah Swt. Karena itu, apabila seseorang sulit menerima kebenaran bisa jadi yang bersangkutan kerap memakan makanan atau minuman haram.
Demikianlah lima dampak buruk dari memakan makanan haram dan di akhir zaman, antara makanan halal dan haram sudah hampir tidak bisa dibedakan. Sebab, banyak orang yang sudah tidak peduli dengan status harta yang mereka miliki.
Hal tersebut telah disyaratkan oleh Rasulullah Saw.,
"Akan ada suatu zaman, seseorang tidak akan lagi peduli terhadap yang ia ambil apakah itu halal atau haram." (HIR. Bukhari).
Oleh karena itu, setiap muslim harus berhati-hati dan memperhatikan betul makanan dan minumannya. Jangan sampai kelalaian memperhatikan makanan dan minuman ini menyebabkan ada perkara haram dalam dirinya. Sungguh, hanya kepada Allah Swt. setiap muslim layak meminta perlindungan dan pertolongan.
Sumber:
https://aboutislam.net/counseling/ask-about-islam/shade-allah-throne-judgment-day/