REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, kepolisian bersama dengan jajaran TNI akan mempertebal keamanan di sejumlah wilayah di Papua yang dianggap rawan terjadinya penyerangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa dari masyarakat sipil.
"Tentunya penebalan (keamanan) di wilayah-wilayah rawan, daerah merah tentunya menjadi atensi kita. Sehingga jumlah KKB, serangan KKB kita harapkan bisa kita kurangi, khususnya munculnya korban di masyarakat," kata Sigit kepada wartawan usai Rapim TNI-Polri 2023 di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Sigit menjelaskan, penanganan KKB di Papua menjadi fokus dari TNI-Polri. Apalagi, jelas dia, saat ini terdapat pengembangan daerah otonomi baru (DOB) di Bumi Cenderawasih yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Namun, dia menegaskan, aparat keamanan juga tetap menjunjung hak asasi manusia (HAM) dalam penegakkan hukum terhadap kelompok separatis prokemerdekaan Papua tersebut.
"Terhadap kelompok yang terus melakukan gangguan keamanan tentunya TNI-Polri sepakat bahwa kita akan melakukan penegakkan hukum secara tegas. Tentunya norma-norma terkait HAM tetap kita perhatikan," ujar Sigit.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan, jajarannya siap membantu Polri untuk meningkatkan keamanan di Papua. Yudo bakal menyiapkan sebanyak 100 personel TNI untuk mendukung hal tersebut.
Dia menuturkan, pihaknya pun telah memetakan wilayah mana saja yang rawan terjadi penyerangan KKB di Papua. Nantinya, personel tambahan itu bakal disebar di daerah-daerah yang telah ditentukan. "KKB ini kan tidak di semua daerah kan. Daerah-daerah yang sudah kita petakan artinya daerah-daerah yang rawan tersebut yang kita pertebal aparat keamanannya," jelas Yudo.
Sebelumnya, KKB kembali melakukan penyerangan pada Selasa (7/2/2023). Serangan itu dilakukan dengan cara membakar pesawat milik maskapai Susi Air yang mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Penyerangan tersebut dilakukan KKB yang dipimpin Egianus Kogoya. Akibat insiden itu, sang pilot yang bernama Philips Marthen diduga disandera oleh KKB. Keberadaannya pun hingga kini masih dicari.