Kamis 09 Feb 2023 08:08 WIB

Transmart Dirumorkan Hampir Bangkrut, Ini Jawaban Aprindo

Aprindo akui ada anomali.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga mencari produk makanan dan minuman di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (2/1/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 sebesar 0,66% secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan 5,51% (year on year/yoy). Inflasi Desember disumbang oleh makanan, minuman, dan tembakau. Republika/Prayogi.
Foto: Republika/Prayogi
Warga mencari produk makanan dan minuman di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (2/1/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 sebesar 0,66% secara bulanan (month to month/mtm) dan tahunan 5,51% (year on year/yoy). Inflasi Desember disumbang oleh makanan, minuman, dan tembakau. Republika/Prayogi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) membantah isu salah retail modern Transmart yang diambang kebangkrutan karena telah menutup sejumlah toko imbas sepinya pengunjung.

"Transmart itu sebenarnya bukan kolaps atau sebagian bilang bangkrut. Transmart itu dia sedang beranomali untuk menyesuaikan dengan situasi kondisi zamannya," kata Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey di Hypermart Puri Indah, Jakarta, Rabu (8/2/2023) usai meninjau operasi pasar beras Bulog di retail modern.

Baca Juga

Roy mengatakan, industri rital tidak bisa mengikuti perubahan secara cepat mengikuti tren permintaan. Sebab itu membutuhkan waktu soal penataan barang, stok, hingga tempat.

Transmart, menurut Roy menjadi salah satu contoh. Menurut dia, bisnis jaringan ritel kelas hipermarket yang berada di bawah Trans Retail itu tidak berjalan lancar, termasuk dalam pengaturan tenant di dalamnya. Sementara itu, perilaku konsumen terus berubah cepat.

"Kemarin sudah lihat ketika owner-nya turun, berkunjung ke berbagai toko. Dia langsung dengan intuisi bisnisnya merubah, oh iya, saya mau ini dibedakan tata letaknya, dibedakan pencahayaannya, bedakan lokasinya. Istilahnya turun gunung," ujar dia.

Kendati demikian, Roy enggan menyebut Transmart salah strategi tetapi belum cepat dalam menyesuaikan kondisi. Terutama ketika pandemi Covid-19 yang menimbulkan banyak perubahan pola konsumen.

"Jadi kalaupun ada yang kurang atau tutup, itu bukan bangkrut tapi mereka sedang menata atau merelokasi," kata Roy menambahkan.

Relokasi outlet ritel tentunya menyesuaikan dengan potensi pasar. Sebagai contoh, jika satu kawasan sudah berubah dari semula fokus untuk hunian menjadi tempat transit atau bisnis secara langsung bakal mempengaruhi kunjungan ke retail.

Karena itu, mau tidak mau pengusaha retail harus beradaptasi dengan tata kota yang kian berubah.

Sebagai contoh seperti di wilayah Kalimalang di mana setelah dibangun Jalan Tol Becakayu, rata-rata masyarakat tidak lagi melalui jalan bawah.

"Artinya apa? saya bangun toko mungkin orang lewat saja. Jadi pentingnya lokasi itu sangat signifikan. Karenanya waktu dilihat kok sepi ya, kurang, ya mungkin perlu relokasi," tegasnya.

Adapun soal rencana relokasi Transmart yang tutup, Roy mengaku belum mengetahui. Meski demikian Aprindo meyakini Transmart telah mempersiapkan strategi untuk tetap bisa bertahan dengan pendekatan cara-cara yang baru sesuai preferensi konsumen terkini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement