REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Barata Indonesia (Persero) terus memperkuat pasar ekspor bagi produk-produk andalannya. Kali ini Barata Indonesia mencoba untuk memperkuat pasar ekspor produk foundry atau pengecoran ke Australia.
Manajemen Barata Indonesia yang diwakili Direktur Utama Bobby Sumardiat Atmosudirjo dan Direktur Pemasaran Sulistyo Handoko telah melakukan tatap muka dengan pihak Standart Car Truck (SCT) a Wabtec Subsidiary Company, untuk memperkuat ekspor produk foundry Barata Indonesia ke Australia.
SCT merupakan perusahaan asal Amerika Serikat yang selama 22 tahun telah menjadi partner bisnis produk Bogie, pendukung rangka dasar dari badan kereta api, dari Barata Indonesia. Direktur Utama Barata Indonesia Bobby Sumardiat Atmosudirjo mengatakan perseroan selalu berusaha untuk membuka peluang pasar baru serta memperkuat pasar ekspor eksisting di luar negeri.
"Selain untuk meningkatkan daya saing produk, penguatan pasar ekspor ke Australia tersebut dilakukan untuk memamsimalkan kapasitas produksi foundry Barata Indonesia," ujar Bobby dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Bobby menyampaikan perusahaan sebelumnya juga telah melakukan ekspor produk foundry ke Australia pada 2011- 2012. Kali ini, Barata Indonesia memproyeksikan ekspor 273 carset tiap tahunnya. Bobby menilai penguatan pasar ekspor eksisting dapat dilakukan secara konsisten dengan menghasilkan produk-produk yang berkualitas.
"Karena itu kami akan terus menjaga kualitas dari produk foundry yang kami miliki, dengan terus memenuhi standart kualitas ekspor yang diperlukan sehingga dapat menghasilkan produk yang bermutu dan bersaing," ucap Bobby.
Bobby menambahkan Barata Indonesia yang berdiri pada 1971 selama ini memang telah menyuplai komponen kereta api untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Untuk memenuhi standar kualitas ekspor, lanjut Bobby, pabrik pengecoran milik Barata Indonesia telah mengantongi sertifikat Association of America Railroads (AAR) sebagai syarat untuk bisa menembus pasar ekspor ke Amerika Serikat dan Kanada.