REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Raksasa mesin pencari Cina Baidu mengaku sedang mengembangkan chatbot bertenaga Kecerdasan Buatan (AI). Mereka bergegas untuk menyamai kesuksesan ChatGPT, aplikasi bahasa yang sangat populer dalam teknologi kecerdasan buatan.
ChatGPT, dibuat oleh perusahaan San Francisco OpenAI, telah menimbulkan sensasi karena kemampuannya untuk menulis esai, puisi, atau kode pemrograman sesuai permintaan dalam hitungan detik. ChatGPT juga memicu kecemasan karena memudahkan siswa untuk curang atau membuat sejumlah profesi bakal tertinggal.
Dilansir dari laman Japan Today, Jumat (10/2/2023), Microsoft bulan lalu mengatakan telah menginvestasikan miliaran di perusahaan. Sedangkan Google minggu ini mengatakan sedang mengerjakan saingan bernama Bard.
Menghadapi ini, sejumlah perusahaan Cina yang lebih kecil mulai mengembangkan saingan untuk aplikasi tersebut. Baidu sejauh ini adalah yang paling getol untuk menghadapi persaingan tersebut. Meskipun perusahaan tersebut belum mengumumkan tanggal peluncuran untuk layanan tersebut, chatbot buatan Baidu itu kabarnya akan disebut "Ernie Bot".
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kepada AFP bahwa mereka kemungkinan akan menyelesaikan pengujian internal pada bulan Maret sebelum meluncurkan chatbot itu untuk publik.
Saham Baidu pun melonjak lebih dari 15 persen saat pengumuman tersebut. Raksasa teknologi Cina itu telah melakukan diversifikasi dalam beberapa tahun terakhir ke dalam kecerdasan buatan, komputasi awan, dan teknologi penggerak otonom karena pendapatan iklan tetap lamban dalam menghadapi pengawasan regulasi yang lebih ketat.
Baidu diharapkan dapat mengintegrasikan Ernie Bot ke dalam layanan pencarian utamanya, sehingga pengguna memperoleh respons yang lebih manusiawi ketimbang hanya mendapatkan daftar tautan, mirip dengan ketika menggunakan ChatGPT.