Sabtu 11 Feb 2023 16:44 WIB

PM Jepang Fumio Kishida Jalani Operasi Sinus

Fumio Kishida alami sinusitis kronis sejak tahun lalu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nora Azizah
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjalani operasi sinus di sebuah rumah sakit di Tokyo pada Sabtu (11/2/2023).
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjalani operasi sinus di sebuah rumah sakit di Tokyo pada Sabtu (11/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjalani operasi sinus di sebuah rumah sakit di Tokyo pada Sabtu (11/2/2023), melansir AP. Operasi ini bertujuan untuk mengobati sinusitis kronis yang menyebabkan hidungnya tersumbat sejak tahun lalu.

Kishida, yang mengenakan setelan jas seeta dikawal petugas keamanan dan ajudan, terlihat memasuki rumah sakit pada Sabtu pagi. Dia mengalami hidung tersumbat sejak tahun lalu dan didiagnosis menderita sinusitis kronis dengan polip.

Baca Juga

Kishida telah menerima perawatan dengan obat-obatan. Tetapi dia memutuskan untuk menjalani operasi agar kondisi tubuhnya sehat dan prima.

Media lokal telah menyinggung hidung tersumbat Kishida, termasuk spekulasi bahwa itu adalah efek samping dari Covid-19, yang ia derita musim panas lalu.

Kishida akan menjalani operasi dengan anestesi umum. Selama menjalani perawatan di rumah sakit, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno akan mengambil peran kepemimpinan untuk sementara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kabinet Jepang.

Kishida diharapkan pulang pada Sabtu malam dan kembali bekerja pada Senin (13/2/2023). Matsuno mengatakan, Kishida perlu mengunjungi rumah sakit beberapa kali untuk pemeriksaan dan perawatan pasca operasi.

Kishida mulai menjabat pada Oktober 2021 dan telah menerapkan perubahan drastis pada kebijakan keamanan dan energi Jepang.  Pada Desember, pemerintahan Kishida mengadopsi strategi keamanan dan pertahanan baru untuk meningkatkan kemampuan serangan balik Jepang yang bertentangan dengan prinsip pertahanan diri pascaperang.

Pada Jumat (10/2/2023) Kabinet Kishida menyetujui kebijakan untuk memaksimalkan penggunaan tenaga nuklir sebagai energi hijau. Langkah ini membalikkan rencana penghentian nuklir pasca-Fukushima di Jepang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement