REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di ranah pengobatan herbal, Korea Selatan telah mendunia dengan ginsengnya. Berkaca dari situ, Bintang Toedjoe Inovasi Natural (BINA) lewat brand Redgine tergerak untuk mempromosikan jahe merah sebagai ikon herbal Indonesia.
"Korea saja bisa dikenal dengan ginsengnya, kita Indonesia juga punya jahe merah yang memiliki segudang manfaat kesehatan," kata Lidya Warjaya selaku BU BINA Commercialization Div Head PT Bintang Toedjoe, di Jakarta pada Selasa (14/2/2023).
Untuk mewujudkan itu, Redgine memperkenalkan ektrak jahe merah sebagai produk natural autentik Indonesia. Lidya mengatakan ekstrak jahe merah Redgine sudah terjamin bebas dari logam berat, residu pestisida dan aflatoxin yang bisa membahayakan bagi tubuh.
"Ekstrak jahe merah dari Redgine juga sudah tersertifikasi halal. Kami sadar ini juga sangat penting, mengingat mayoritas penduduk kita adalah Muslim," jelas Lidya.
Dalam memproduksi ekstrak jahe merah, Redgine juga menciptakan ekosistem untuk mendukung keberlangsungan suplai dan konsistensi kualitas bahan baku jahe merah. Ekosistem ini menitikberatkan pada kebermanfaatan bagi lingkungan, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan terkait.
Dalam proses pembibitan jahe merah, BINA bekerjasama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), PT Inagro, dan Universitas Surabaya untuk menghasilkan benih jahe merah yang terstandardisasi. BINA terus mengembangan penelitian kultur jaringan jahe merah untuk menghasilkan benih yang konsisten secara genetis.
Dalam proses penanaman jahe merah, BINA berkolaborasi dengan komunitas petani jahe merah yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, dan Lombok. Mereka juga melakukan pendataan, edukasi, monitoring dan melakukan kontrol usia panen untuk mendapatkan rimpang jahe merah yang sesuai standar dan terdata.