Kamis 16 Feb 2023 17:51 WIB

Pengamat: Pertemuan PKS-Kedubes AS Bisa Jadi Kode Dukungan AS ke Anies

Selama ini PKS dinilai kritis terhadap AS soal Palestina.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Dubes AS untuk RI Sung Yong- kim dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam kunjungan Kedubes AS ke DPTP PKS, Rabu (15/2/2023)
Foto: Republika/Fergi Nadira
Dubes AS untuk RI Sung Yong- kim dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam kunjungan Kedubes AS ke DPTP PKS, Rabu (15/2/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, kunjungan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia ke Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bagian kunjungan politik biasa yang dilakukan partai-partai. Kunjungan Dubes AS Sung Yong-kim ini memang ramai dibicarakan.

Menurut Adi, kunjungan menjadi ramai karena dikaitkan dengan dukungan PKS kepada Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Adi pun tidak menutup kemungkinan pertemuan ini kode dukungan AS terhadap posisi Anies Baswedan yang didukung koalisi perubahan, salah satunya PKS.

Baca Juga

"Pastinya bicara tentang bagaimana positioning PKS yang mendukung Anies untuk maju di Pilpres karena bisa saja negara-negara barat terutama AS memberikan kode dengan Anies, karena Anies itu adalah notabenenya lulusan Amerika," kata Adi melalui pesan singkatnya, Kamis (16/2/2023).

"Mungkin saja itu terjadi di pembicaraan kunjungan mereka tetapi prosesnya kita tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya terjadi," kata dia menambahkan.

Selain itu, pertemuan ini menjadi ramai karena selama ini politik PKS dinilai bertentangan dengan kebijakan AS. "Selama ini PKS itu suka kritis, suka protes dengan kebijakan kebijakan Amerika terutama yg terkait dengan pembebasan Palestina. Jadi tidak mengherankan kunjungan kedubes AS ke PKS kemarin menjadi ramai," ujar Adi.

Alih-alih dikaitkan dengan politik dukungan ke Anies, pengamat dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini justru menilai pertemuan bentuk PKS yang kini mulai terbuka dan bukan partai inklusif. Sebab, selama ini PKS dikenal sebagai partai yang mengkritik negara-negara yang tidak ramah dengan Islam

"Dengan adanya kunjungan semacam ini tentu akan ada kesan bahwa PKS itu partai yang terbuka open minded dan terbuka bagi siapa saja untuk melakukan komunikasi politik," katanya.

"PKS tidak lagi dipersepsikan sebagai partai yang inklusif, dikenal kanan, dan menutup diri dari negara negara barat yang selama ini tidak ramah dengan negara Islam, tidak ramah dengan Palestina dan semacamnya," ujarnya.

Kantor DPP PKS mendapat kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia Sung Yong-kim pada Rabu (15/2/2023). Dubes Sung mengatakan, kunjungannya ke PKS untuk menegaskan komitmen Pemerintahan AS dalam mengedepankan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Sung mengatakan, ia melakukan diskusi terbuka mengenai sejumlah hal yang berkaitan dalam memperdalam hubungan AS dan Indonesia. "Dalam diskusi tadi dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu, kami membicarakan tentang bagaimana cara kedua negara memperdalam hubungan kita untuk menjawab tantangan-tantangan permasalahan global yang ada di dunia," kata Sung.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan kunjungan itu adalah sebagai bentuk silaturahim. Syaikhu mengatakan, sebagai salah satu partai politik (parpol) di Indonesia, PKS mendorong kemitraan strategis antara kedua negara.

"Kami berharap hubungan antara RI-AS ke depan akan bisa berjalan semakin baik, dan PKS sebagai salah satu parpol di Indonesia insya allah akan selalu mendorong kemitraan strategis antara RI-AS semakin maju dan baik," kata Syaikhu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement