Kamis 16 Feb 2023 18:14 WIB

Megawati: Wartawan Sa'enae Dhewe, Kalian Awas, Ini Tahun Politik

Megawati mengingatkan pentingnya cover both side dalam pemberitaan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus raharjo
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan kata sambutan saat meninjau progres pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali, Senin (16/1/2023). KEK Sanur tengah ditransformasikan Kementerian BUMN untuk menjadi destinasi wisata komprehensif yang menonjolkan wisata kesehatan dan pariwisata.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan kata sambutan saat meninjau progres pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali, Senin (16/1/2023). KEK Sanur tengah ditransformasikan Kementerian BUMN untuk menjadi destinasi wisata komprehensif yang menonjolkan wisata kesehatan dan pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri memberi peringatan kepada para wartawan. Megawati tak ingin wartawan melontarkan kritik semaunya tanpa memandang hak orang lain.

Hal itu dikatakan oleh Megawati dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023). Peringatan Megawati keluar menyusul penyelenggaraan Pemilu 2024 yang tinggal sebentar lagi.

Baca Juga

"Wartawan-wartawan saenae dewe, kalian awas, ini tahun politik, jangan seenak-enaknya," kata Megawati, Kamis (16/2/2023).

Megawati mengingatkan wartawan agar menaati kode etik jurnalistik yang sudah ditetapkan di Indonesia. Megawati menyinggung kode etik itu didasarkan pada semangat Pancasila.

"Ada kode etik jurnalistik. Tahu aturan itu? Tahu aturan itu berdasar dari mana? Itu dari Pancasila, untuk apa? Setiap orang, ini paling senang menyebutkannya, setiap warga negara itu punya hak yang sama di mata hukum, enggak tua, enggak muda, enggak miskin, enggak kaya, setiap warga negara, ingat loh ya," ujar Ketua Dewan Pengarah BPIP itu.

Megawati menegaskan pentingnya prinsip kesetaraan dan cover both sides kepada wartawan. Ia memperingati wartawan untuk menaati aturan tersebut.

"Saya nggak terima kalau seseorang langsung saja dijelekkan, kan sekarang modelnya gitu. Saya akan ngomong, ada aturan loh, ini adek-adek yang saya sayangi. Kalian jangan loh coba-coba, saya enggak mau. Karena apa? Tidak bisa begitu, kalau kita memang mau menerima Pancasila, setelah Pancasila, UU, setelah itu apa sih? Secara faktual itu disebut para pendiri bangsa kita loh, ehh kalian kok enak-enak ini, enggak lah. Itulah kenapa ada bhineka tunggal ika, kita beragam tapi satu jua, tujuannya apa gotong royong," ujar Megawati.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement