REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Aksi penembakan berantai terjadi di kota kecil Arkabutla, Mississipi, Amerika Serikat (AS), Jumat (17/2/2023). Sebanyak enam orang tewas dalam insiden tersebut.
Kepolisian mengungkapkan, pelaku penembakan adalah pria. Dalam aksinya tersangka terlebih dulu menyambangi sebuah toko, kemudian menembak seseorang di dalamnya. Setelah itu pria tersebut berpindah dan menghampiri rumah terdekat dari toko. Seorang wanita menjadi sasaran selanjutnya dan tewas ditembak.
Tersangka kemudian mengendarai mobilnya ke rumah lain, yang diyakini sebagai kediamannya. Di rumah tersebut dia membunuh dua orang lagi. Pria itu kemudian diburu polisi saat hendak berpindah lokasi ke rumah berikutnya. Personel polisi berhasil membekuknya dan menemukan dua korban tewas lainnya di rumah yang dihampiri pelaku.
Stasiun TV Action News 5 yang berbasis di Memphis mengidentifikasi tersangka sebagai Richard Dale Crum (52 tahun). Kepolisian dan otoritas berwenang belum memberikan keterangan tentang apa motif pelaku melakukan penembakan berantai tersebut.
Lewat akun Twitter resminya, Gubernur Mississippi Tate Reeves mengaku telah diberi informasi tentang insiden penembakan tersebut. “Saat ini, kami yakin dia (tersangka) bertindak sendiri. Motifnya tidak diketahui. Tolong doakan para korban kekerasan tragis ini dan keluarga mereka saat ini,” tulis Reeves.
Penembakan berantai di Arkabutla terjadi hanya empat hari setelah insiden serupa terjadi Michigan State University. Seorang pria melakukan penembakan di kampus tersebut dan menyebabkan tiga orang tewas serta delapan lainnya luka-luka. Aksi penembakan, termasuk penembakan massal, sudah sering terjadi di AS. Menurut data yang dimuat laman Statista.com, pada 2022 lalu, terdapat 74 warga AS yang tewas dalam insiden penembakan massal di AS. Sementara itu, tahun paling mematikan adalah 2020, yakni ketika terdapat 117 kematian dan 587 korban luka akibat penembakan massal di Negeri Paman Sam.