Selasa 21 Feb 2023 16:18 WIB

Taubat dan Kembalilah kepada Allah

Allah bergembira dengan taubat hamba-Nya.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Taubat dan Kembalilah kepada Allah. Foto: Bertaubat. Ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Taubat dan Kembalilah kepada Allah. Foto: Bertaubat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkadang seseorang tidak merasa dirinya telah berubah, padahal ia telah semakin tenggelam dalam kesesatan. Namun ada pula yang menyadari perubahan tersebut. Perubahan, yang membuatnya semakin jauh dari ketaatan kepada Rabbnya.

Dilansir dari laman Islam Online pada Selasa (21/2/2023) Putusnya hubungan seseorang dengan Tuhan merupakan hal yang paling menakutkan. Ketika Anda berada di tempat yang berbeda. Anda bahkan tidak mengenali diri sendiri lagi. Kemudian Anda ingin berada di tempat sebelumnya.

Baca Juga

Maka ingatlah kisah Nabi Yunus Alaihissallam, yang terjebak dalam perut ikan paus. Nabi Yunus mendapatkan karunia dari Allah untuk keluar dari perut ikan tersebut. Rasa bersalah, kerendahan hati, dan kerinduan yang semuanya dapat dirangkum dalam kalimat yang diulang-ulangnya:

 لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

"Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim" (QS. Al-Anbiya’ 21: 87)

Dan apa akibatnya? Maka Allah memberi tahu umat manusia,

فَلَوْلَآ اَنَّهٗ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِيْنَ ۙ لَلَبِثَ فِيْ بَطْنِهٖٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَۚ

"Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan." (QS. As-Saffat ayat 143-4)

Untuk itu Nabi Yunus Alaihissallam diselamatkan. Dia diselamatkan karena dia berpaling kepada Tuhan dan tidak pernah menyerah. Manusia bisa tetap dalam kegelapan, jika menginginkannya. Hanya mereka, yang percaya bahwa tidak ada jalan pulang yang tidak pernah kembali. Bagi mereka yang mungkin berkata: 'Dulu saya religius', atau bahkan: 'Saya tidak pernah religius', selalu ada jalan kembali.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ

“Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).

Nabi Muhammad juga berbicara kepada umat yang tersesat. Pertobatan adalah kembali. Bukan sekadar bertobat setelah melakukan dosa yang mengerikan, meskipun itu adalah bagian besar darinya. Dia juga berbicara kepada umatnya yang bertanya-tanya apakah seseorang dapat memulihkan atau mencapai semangat dan energi serta tujuan tersebut. Maka manusia harus kembali.

Jadi, jangan menyerah. Jangan menyerah pada perasaan yang menyuruh Anda melakukan hal yang minimal. Rabb tidak akan menciptakan Anda untuk menjadi tambahan yang tidak berguna bagi dunia ini. Anda bisa menjadi sesuatu yang istimewa, sesuatu yang istimewa bagi-Nya, jika Anda tidak menyerah, jika Anda mengambil langkah itu.

Mengapa manusia diingatkan oleh Nabi dalam banyak sabda bahwa Allah menerima hamba yang kembali? Mengapa manusia diberi tahu ketika seseorang selangkah lebih dekat dengan Rabbnya, Dia datang dengan cepat? Ini untuk mengingatkan manusia bahwa Allah ingin hamba mencapai potensinya. Ini untuk mengambil langkah pertama, meskipun faktanya langkah pertama mungkin yang paling sulit.

Jika Anda tidak bangun untuk sholat subuh selama bertahun-tahun, maka setel lima alarm pada hari ini. Buatlah doa yang tulus kepada Allah sebelum Anda tidur. Lakukan berulang-ulang. Carilah pengampunan dan memohon kepada-Nya

Maka janganlah Anda menyerah "...dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”(QS. Yusuf ayat 87)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement