REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan, di tahun 2023, rumah tapak masih akan menjadi primadona bagi para milenal atau keluarga muda pemburu rumah idaman. Salah satu alasan rumah tapak kini banyak diminati karena status kepemilikan terhadap lahan rumah tersebut, sementara apartemen atau rumah susun yang hanya dilengkapi dengan hak guna bangunan saja (HGB).
“Untuk iklim properti 2023, jadi memang sejauh ini rumah tapak jadi aset paling aman,” ujar Ferry dalam Media Talkshow yang bertajuk 'Pertumbuhan Sektor Properti; Peluang dan Tantangan di 2023”, di Marketin Office BSD City, Tangerang, Banten, Selasa (22/2/2023).
Bahkan, sambung Ferry, hunian rumah tapak saat ini juga bukan hanya didominasi pengembang yang membangun rumah subsidi saja. Pengembang real estate kelas besar bahkan investor asing pun sangat antusias melihat pasar rumah tapak.
“Rumah tapak cukup menarik developer kelas besar, seperti dari Jepang sangat antusias melhiat pasar rumah tapak,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Sekjen DPP Real Estate Indonesia (REI), Hari Ganie. Menurutnya, usai pandemi Covid-19, proyek properti terutama rumah tapak, banyak diminati di kawasan yang sudah matang, baik secara infrastruktur ataupun fasilitas penunjang. Hal ini lantaran, para calon pembeli enggan menempati atau membeli properti yang tidak strategis serta belum memiliki fasilitas penunjang yang memadai.
“Tahun ini memang produk properti yang risiko paling rendah adalah rumah tapak dan kawasan yang mixed-use, kawasan yang lengkap fasilitasnya, seperti BSD City dan township development yang ada di sekitar Serpong, masih dapat berjualan dengan baik karena pasarnya di sana,” terangnya.