REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Lampung mengatakan, Lampung perlu meningkatkan produktivitas lada hitam di daerahnya. BI mencatat, daerah tersebut merupakan eksportir utama lada hitam.
"Lampung ini menjadi eksportir utama biji ataupun bubuk lada hitam di Indonesia," ujar Ekonom Senior BI Lampung Tri Setyoningsih, di Bandar Lampung, Kamis (23/2/2023).
Ia mengatakan, dari total ekspor lada hitam Indonesia pada 2022, untuk biji lada hitam meraih total ekspor sebesar 47,02 juta dolar Amerika Serikat. Lampung merupakan penyumbang 77,9 persen dari kegiatan ekspor tersebut.
"Lalu produk lada hitam Lampung pun digemari di pasar global. Oleh karena itu melihat potensi besar ini, produktivitas lada hitam harus ditingkatkan lagi," katanya.
Dia menjelaskan, pada 2022 total ekspor lada Lampung mencapai 50,4 juta dolar AS. 72,4 persen adalah ekspor biji lada hitam. Selanjutnya 22,4 persen adalah ekspor biji lada putih dan 5,2 persen adalah ekspor bubuk lada hitam.
"Untuk ekspor biji lada hitam Lampung pada 2022 yang menjadi mitra utama atau negara tujuan utama adalah Vietnam dengan persentase 22,45 persen, kemudian diikuti Cina 21,70 persen, dan Amerika Serikat 12,5 persen," ujarnya.
Menurut dia, dengan posisi yang baik dalam pasar ekspor serta populer di pasar global, lada hitam Lampung berpotensi meningkatkan perekonomian daerah.
"Dengan cukup populernya lada hitam Lampung, jadi perlu ditekankan bahwa dukungan pengembangan lada hitam dari hulu sampai hilir diperlukan. Sehingga produktivitas meningkat, serta berkontribusi di sektor pertanian dan industri pengolahan," kata dia.
Produktivitas lada hitam Lampung mengalami penurunan cukup signifikan dengan hanya mampu menghasilkan 0,7 kuintal per hektare. Luasan lahan lada di Lampung seluas 46.847 hektare dan produksinya 15.229 ton pada 2022.