Ahad 26 Feb 2023 14:28 WIB

Ribuan Orang di Berlin Protes Pengiriman Senjata ke Ukraina

10 ribu orang di Berlin protes terkait pengiriman bantuan senjata ke Ukraina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Tentara Polandia dengan tank Leopard 2 buatan Jerman. Sekitar 10 ribu orang pada Sabtu (25/2/2023) melangsungkan aksi protes di Berlin terkait pengiriman bantuan senjata oleh pemerintah Jerman kepada Ukraina untuk melawan Rusia.
Foto: EPA-EFE/JAKUB KACZMARCZYK
Tentara Polandia dengan tank Leopard 2 buatan Jerman. Sekitar 10 ribu orang pada Sabtu (25/2/2023) melangsungkan aksi protes di Berlin terkait pengiriman bantuan senjata oleh pemerintah Jerman kepada Ukraina untuk melawan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sekitar 10 ribu orang pada Sabtu (25/2/2023) melangsungkan aksi protes di Berlin terkait pengiriman bantuan senjata oleh pemerintah Jerman kepada Ukraina untuk melawan Rusia. Aksi ini di gelar oleh seorang politikus sayap kiri terkemuka Jerman.

“Kami meminta kanselir Jerman untuk menghentikan eskalasi pengiriman senjata sekarang! Karena setiap hari kehilangan hingga 1.000 lebih nyawa, dan membawa kita lebih dekat ke Perang Dunia Ketiga,” kata penyelenggara protes di situs web mereka.

Baca Juga

Aksi protes yang bertajuk "Pemberontakan untuk Perdamaian" diorganisir oleh Sahra Wagenknecht, anggota partai sayap kiri Die Linke Jerman. Para pengunjuk rasa membawa sejumlah poster yang menentang pengiriman bantuan senjata ke Ukraina.

Salah satu poster bertuliskan, “Negosiasi, bukan eskalasi". Sementara spanduk lainnya yang dibawa pengunjuk rasa bertuliskan “Bukan perang kami.”

Seorang juru bicara polisi mengatakan 10.000 orang berkumpul di sekitar Gerbang Brandenburg di Berlin tengah. Polisi memobilisasi 1.400 pejabat untuk menjaga perdamaian dan menegakkan larangan seragam militer, bendera Rusia dan Soviet, termasuk lagu militer Rusia dan simbol sayap kanan.

Juru bicara polisi mengatakan tidak ada tanda-tanda kelompok sayap kanan hadir dalam aksi protes. Sementara Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengkritisi aksi protest tersebut.

"Siapa pun yang tidak mendukung Ukraina berada di sisi sejarah yang salah," kata Lindner.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement