REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berhenti mengasup minuman berkafein bisa mendatangkan efek samping pada tubuh. Efek samping yang terjadi pada setiap orang berbeda, tergantung pada kafein yang diminum.
Di antara gejalanya yang paling sering ditemukan adalah sakit kepala dan mual. Direktur Psikiatri Nutrisi dan Gaya Hidup di Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat (AS), Uma Naidoo, mengatakan seiring berjalannya waktu, otak menyesuaikan reseptornya untuk merespons efek kafein dan mengembangkan ketergantungan padanya.
"Oleh karena itu, berhenti mengonsumsi kafein harus dilakukan dengan hati-hati dan perlahan sehingga otak memiliki kemampuan bertahap untuk beradaptasi kembali," kata Naidoo.
Berikut beberapa efek samping putus kafein secara umum, dikutip Insider, Ahad (26/2/2023):
1. Sakit kepala
Tinjauan psikofarmakologi menemukan 50 persen orang yang berhenti mengasup kafein mengalami sakit kepala. Alasannya adalah karena kafein menyempitkan pembuluh darah di otak.
Ketika tidak ada lagi kafein di sistem tubuh, pembuluh darah melebar yang menyebabkan aliran darah ke otak mengalir deras. Sakit kepala akan hilang saat otak terbiasa dengan peningkatan aliran darah. Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti Motrin, Aleve, Advil, dan Tylenol.
2. Mual
Beberapa orang mengalami gejala mual. Dalam beberapa kasus, ini dapat menyebabkan muntah.
Untuk mengobatinya, Anda bisa menggunakan obat antiemetik atau mencoba pengobatan alami seperti akupresur atau suplemen jahe.
3. Kelelahan
Banyak orang minum kafein di pagi hari untuk membantu mereka bertenaga menjalani aktivas sehari-hari. Kafein memblokir reseptor otak untuk adenosin, neurotransmitter yang membuat Anda mengantuk.
Oleh karena itu, tidak heran jika Anda mungkin merasa lelah atau lesu setelah berhenti mengonsumsinya. Anda bisa melawan kelelahan ini dengan makan yang teratur, rutin berolahraga, banyak minum air putih, dan tidur yang cukup.
4. Sulit berkonsentrasi
Salah satu manfaat kognitif kafein adalah meningkatkan konsentrasi seseorang. Jika berhenti atau mengonsumsi kadar yang lebih sedikit, Anda mungkin akan kesulitan berkonsentrasi.
Anda bisa mengatasinya dengan rutin berolahraga, tidur tujuh hingga delapan jam setiap malam, dan menggunakan program pelatihan kognitif.