Senin 27 Feb 2023 17:54 WIB

Panglima Akui Sulit Selamatkan Pilot Susi Air karena KKB Membaur dengan Masyarakat

Yudo mengaku KKB kerap berpindah tempat bersama masyarakat.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus raharjo
Pilot Susi Air, Kapten Philip Marten dalam pengusaan KKB Papua.
Foto: TPNPB OPM
Pilot Susi Air, Kapten Philip Marten dalam pengusaan KKB Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengaku hingga kini pihaknya masih terus berupaya mencari keberadaan pilot maskapai Susi Air, Kapten Philips. Yudo menyebut, pihaknya sangat berhati-hati dalam pencarian tersebut lantaran Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua kerap membaur dengan masyarakat sipil.

"Jadi pilot masih tetap kita usahakan dicari. Karena tentunya didalam situasi seperti ini, mereka (KKB) ini kan bercampur dengan masyarakat sehingga TNI juga harus hati-hati didalam melaksanakan tugasnya untuk menyelamatkan itu (Philips)," kata Yudo di Mako Paspampres, Jakarta, Senin (27/2/2023).

Baca Juga

Yudo menjelaskan, proses pencarian ini mengerahkan pasukan, baik dari TNI maupun Polri yang sebelumnya sudah bertugas di wilayah Papua dan sekitarnya. Dia menyampaikan, tidak ada pasukan ataupun satuan tugas khusus yang diterjunkan.

Sebab, menurut dia, kondisi saat ini bukanlah situasi yang khusus. Meskipun ia mengakui bahwa KKB yang sedang dihadapi kerap berpindah-pindah tempat.

"Kita optimalkan prajurit yang berada di sana. Karena yang kita hadapi juga bukan musuh yang tetap, kemudian bisa berhadapan, bukan. Jadi gerombolan yang tempatnya berpindah-pindah dan bersama-sama dengan penduduk. Dan ini kan tidak mudah untuk mengambil dari penduduk ini," ujar dia.

Yudo menegaskan, pihaknya pun tidak menetapkan target tertentu untuk menyelesaikan proses pencarian Philips. Sebab, ia mengungkapkan, kondisi di lokasi cukup sulit.

"Ya tentunya kita enggak ada target. Wong ini tadi lho, di lapangannya tidak mudah langsung di suatu tempat yang bisa diambil langsung, kan tidak. Itu tadi, mereka berlindung selalu dengan masyarakat, malah dengan anak-anak. Ini yang akan kita pisahkan," jelas Yudo.

"Sedapat mungkin kita laksanakan secara persuasif. Kita tidak mau masyarakat jadi korban karena itu," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, KKB kembali melakukan penyerangan pada Selasa (7/2/2023). Serangan itu dilakukan dengan cara membakar pesawat milik maskapai Susi Air yang mendarat di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Penyerangan tersebut dilakukan KKB yang dipimpin Egianus Kogoya. Akibat insiden itu, sang pilot yang bernama Philips Marthen diduga disandera oleh KKB. Hingga kini, keberadaan Philips belum ditemukan.

Namun, KKB sempat merilis beberapa foto dan video yang menunjukkan kondisi Philips. Dalam rekaman visual itu terlihat Philips dalam keadaan sehat dan tak terluka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement