Kamis 26 Sep 2024 12:39 WIB

Puji Pembebasan Pilot Susi Air Philip M Mehrtens, Wasekjen MUI Kutip 2 Ayat Alquran

Pembebasan sandera diyakini sebagai jalan menuju perdamaian berikutnya

Suasana pelepasan Kapten Philip Mark Mehrtens di Nduga pada Sabtu (21/9/2024).
Foto: Dok Republika
Suasana pelepasan Kapten Philip Mark Mehrtens di Nduga pada Sabtu (21/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Wasekjen MUI Bidang Ukhuwah Islamiyah, KH Arif Fahrudin menyatakan rasa syukurnya sekaligus menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pihak-pihak yang sudah terlibat secara aktif dan gigih atas keberhasilan proses negosiasi pembebasan Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air yang disandera kelompok separatis bersenjata di Papua selama hampir 19 bulan.

Apresiasi yang tinggi diberikan kepada pemerintah, TNI, Polri, tokoh Adat Papua, dan tokoh Gereja Papua. Respek juga diberikan kepada Egianus Kogeya pimpinan milisi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Egianus Kogeya dan milisinya sudah tepat beritikad baik dalam bernegosiasi tanpa menggunakan kekerasan.

Baca Juga

Menurut Arif, ini menjadi preseden positif bagi upaya perdamaian di Papua. Ini adalah asa semakin hilangnya kabut memoria passionis menuju memoria metanoia.

Dari dominasi pikiran-pikiran tidak obyektif terhadap Papua berupa memori kelam menuju memori komitmen kebaikan di jalan Tuhan dalam koridor taat hukum di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.

Philip Mark Mehrtens merupakan pilot Susi Air asal Selandia Baru yang disandera kelompok separatis bersenjata di Papua selama 1,5 tahun. Diketahui Mehrtens diculik di Bandara Nduga pada 07/02/2023 dan pesawat yang dipilotinya dibakar di Lapangan Terbang Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Kiai Arif yang juga pimpinan MUI Korwil Papua ini, mengutip keterangan tertulis dari Satgas Operasi Damai Cartenz gabungan TNI-Polri, Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk membebaskan Kapten Philip.

Kaops Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Dr. Faizal Ramadhani, menyatakan bahwa Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 selama ini lebih mengutamakan pendekatan secara persuasif dan damai. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat dan keluarga dekat dari Egianus Kogeya.

Pendekatan ini penting dilakukan untuk meminimalkan jatuhnya korban jiwa baik dari aparat, masyarakat sipil dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot itu sendiri.

BACA JUGA: Saat Hizbullah Dihajar Habis-habisan, ke Mana Iran dan Balas Dendamnya yang Dinantikan?

Kiai Arif merefleksikan hal ini dengan Alquran surat An-Nisa ayat 114. “Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali (pada pembicaraan rahasia) orang yang menyuruh bersedekah, (berbuat) kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa yang berbuat demikian karena mencari rida Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar.”

Dia menjelaskan, dalam konteks penguatan damai di Papua, ayat di atas memberikan inspirasi kepada kita perihal kunci memperkuat kedamaian dan kemaslahatan yang sangat tinggi nilainya.

Pertama, adanya kebijakan dan perilaku saling memberi kebaikan. Saling memberi kebaikan di sini tentu diharapkan tidak hanya oleh satu pihak saja. Namun semua pihak di Papua hendaknya memiliki itikad bersama untuk kebaikan dan kemajuan Papua.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement