Selasa 28 Feb 2023 14:04 WIB

Ada Kekerasan Anak, Muhadjir: Jangan Gampang Buat Panti Asuhan

Menko PMK sebut niat baik saja tidak cukup untuk kelola yayasan panti asuhan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menko PMK Muhadjir Effendy. Muhadjir Effendy, sangat menyesalkan kejadian tindak kekerasan terhadap anak-anak penghuni panti asuhan Fisabilillah Al Amin, Palembang, Sumatera Selatan. Untuk itu Muhadjir mengimbau kepada semua yayasan panti asuhan untuk melaksanakan pengasuhan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pemerintah.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menko PMK Muhadjir Effendy. Muhadjir Effendy, sangat menyesalkan kejadian tindak kekerasan terhadap anak-anak penghuni panti asuhan Fisabilillah Al Amin, Palembang, Sumatera Selatan. Untuk itu Muhadjir mengimbau kepada semua yayasan panti asuhan untuk melaksanakan pengasuhan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, sangat menyesalkan kejadian tindak kekerasan terhadap anak-anak penghuni panti asuhan Fisabilillah Al Amin, Palembang, Sumatera Selatan. Untuk itu Muhadjir mengimbau kepada semua yayasan panti asuhan untuk melaksanakan pengasuhan sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pemerintah.

"Kepada masyarakat jangan gampang membuat yayasan atau lembaga panti asuhan. Harus pastikan dulu ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan. Baik sumber daya manusia, prasarana, maupun biaya operasional sehari-hari," ujar Muhadjir lewat keterangan tertulis, Selasa (28/2/2023).

Baca Juga

Muhadjir mengatakan, dalam mengelola panti asuhan, niat baik saja tidak cukup. Banyak hal yang perlu diperhatikan. Menurur dia, jika ada kesalahan dan tidak mampu dalam pengasuhan terhadap anak, maka akan berdampak pada rusaknya masa depan anak-anak yang berada di panti asuhan.

“Niat baik saja tidak cukup. Apalagi kalau disertai niat tidak baik. Apabila salah dalam pengasuhan terhadap anak yatim dan tidak mampu, justru akan merusak masa depan mereka," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Sosial (Kemensos) mengevakuasi anak-anak Panti Asuhan Fisabilillah Al-Amin Palembang, Sumatera Selatan, yang mengalami kekerasan fisik. Dari 20 anak yang menjadi korban kekerasan, 18 di antaranya dievakuasi ke Sentra Budi Perkasa Palembang, lokasi rehabilitasi dan perlindungan sosial milik Kemensos.

“Atas arahan Ibu Menteri, 18 anak telah mendapatkan perlindungan dan pendampingan di Sentra Budi Perkasa di Palembang. Dua anak kembar, kembali ke pengasuhan orang tuanya. Untuk proses hukum terhadap pelaku, sedang berlangsung di penyidik Polresta Palembang,” ujar Kepala Sentra Budi Perkasa Palembang, Wahyu Dewanto, lewat keterangan tertulis, Senin (27/2/2023).

Panti asuhan yatim dan dhuafa yang menjadi lokasi terjadinya kekerasan dikelola oleh perorangan, yakni H (40 tahun) yang juga bertindak sebagai pengasuh. Menurut Wahyu, kekerasan tersebut diduga dilakukan oleh H. Kekerasan dipicu salah satunya oleh D, anak penyandang disabilitas, yang buang air besar (BAB) di celana lalu langsung sholat. Hal itu dia sebut memicu kemarahan H.

Dia menjelaskan, dari total 20 anak korban kekerasan, sebanyak 18 anak telah dievakuasi ke Sentra Budi Perkasa. Sementara itu ada dua anak kembar usia 5,5 tahun yang tidak menetap di panti, tetapi tinggal dengan orang tuanya. Usia anak-anak yang menjadi korban kekerasan bervariasi, antara 5,5 tahun hingga 18 tahun.

\"Anak-anak di panti mengalami pemukulan dan kekerasan verbal termasuk D anak penyandang disabilitas. Kekerasan diduga dipicu oleh himpitan ekonomi dan kondisi sakit pada setahun terakhir berupa gangguan kecemasan, yang masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut. H menjadi cepat pemarah," kata Wahyu.

Dari hasil asesmen, anak asuh mengaku, kekerasan fisik paling sering dialami pada anak-anak perempuan. Wahyu mengatakan, bentuk kekerasan yang dialami anak-anak bermacam-macam. Mulai dari kekerasan verbal berupa hinaan dan cacian hingga mengalami pemukulan dan benturan ke dinding.

Untuk mengatasi trauma, Sentra Budi Perkasa memberikan layanan pemulihan psikis dan trauma pasca kejadian. “Petugas Sentra telah memberikan pemulihan psikis berupa trauma healing dan hypnoterapi,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement