Selasa 28 Feb 2023 18:37 WIB

Ada Gejala Mirip Difteri, Dinkes Bandung Minta Warga Segera ke Faskes

Dinkes Kota Bandung juga mengimbau imunisasi difteri anak dilengkapi.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Imunisasi difteri.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
(ILUSTRASI) Imunisasi difteri.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat, meminta masyarakat tanggap apabila melihat ada gejala seperti terkena penyakit difteri. Warga diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (faskes).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani mengatakan, ada beberapa gejala difteri, seperti nyeri pada tenggorokan saat menelan, demam, ataupun gangguan pernapasan.

“Gejala-gejala tersebut karena kuman difteri membentuk selaput berwarna abu keputihan di tenggorokan pasien. Itu yang menyebabkan sakit tenggorokan dan jika sudah parah bisa mengganggu pernapasan atau berliur terus,” kata Ira, dalam rilis pers yang diterima Republika, Selasa (28/2/2023).

Menurut Ira, gejala tersebut bisa disalahpahami oleh masyarakat awam. Karena itu, ia mengimbau masyarakat langsung memeriksakan diri ke faskes untuk memastikannya.

“Jika sudah menemui gejala ini, sebaiknya langsung dibawa ke faskes karena masyarakat umum biasanya sulit menentukan apakah ini benar karena difteri atau bukan,” kata Ira.

Ira mengatakan, deteksi dini dapat membantu penanganan penyakit difteri dan potensi penyebarannya.

Selain itu, dalam upaya mengantisipasi difteri, Ira meminta masyarakat melengkapi imunisasi anak. Ada imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) dan DT (difteri, tetanus). Imunisasi DPT biasanya diberikan pada anak usia di bawah satu tahun, sebanyak tiga kali, yakni pada saat anak berusia dua bulan, tiga bulan, dan empat bulan.

“Kemudian, saat anak sudah berusia lebih dari setahun, diulang lagi di umur 18 bulan, dikasih DPT lagi. Artinya, ada empat dosis ya,” ujar Ira.

Adapun imunisasi DT  biasanya diberikan saat anak telah memasuki usia sekolah. Ira menjelaskan, saat berlangsungnya Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), setiap anak usia kelas satu sekolah dasar, kelas dua, dan kelas lima menjadi sasaran imunisasi DT.

“Kalau anak yang lengkap imunisasinya, berarti selama itu bisa dapat tujuh dosis dan itu sudah cukup untuk mencegah difteri. Makanya, prinsip pencegahannya adalah dengan melengkapi dosis imunisasi,” kata Ira.

Meskipun sudah imunisasi, Ira mengatakan, masih ada potensi terpapar difteri. Namun, kata dia, dengan imunisasi, diharapkan dapat menekan gejala atau risiko difteri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement