REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pupuk Kalimantan Timur (PKT) mencatat sebanyak 30.577 petani beralih ke penggunaan pupuk nonsubsidi dari sebelumnya yang bergantung pada pupuk subsidi. Petani mau beralih karena mendapatkan pendampingan budidaya serta permodalan dan penyerapan hasil panen melalui Program Makmur.
Project Manager Makmur PKT, Adrian dalam media briefing virtual, Rabu (1/3/2023), menuturkan, sejak awal Program Makmur memang disiapkan oleh Pupuk Indonesia agar petani bisa mandiri dengan produktivitas optimal dengan menggunakan pupuk non subsidi.
Dalam ekosistem Program Makmur, petani mendapatkan bantuan permodalan, manajemen budidaya, pendampingan penggunaan pupuk, hingga kepastian penyerapan produksi yang seluruhnya dikawal oleh BUMN.
Sepanjang 2022, realisasi program Makmur menjangkau 66.136 hektare lahan pertanian di 13 provinsi atau 110 persen dari target 60 ribu hektare. "Berapa jumlah petaninya, ada 30 ribu petani yang sudah beralih menggunakan pupuk nonsubsidi dari Pupuk Kaltim," kata Adrian.
Adapun realisasi program Makmur secara nasional sepanjang 2022 lalu mencapai 275.950 hektare yang menjangkau petani sebanyak 131.435 orang. "Memang ini masih jauh dibandingkan pengguna pupuk subsidi tapi paling tidak kita mencoba dengan program ini lebih banyak petani terbuka pandangannya menggunakan pupuk nonsubsidi," ujar dia menambahkan.