Kamis 02 Mar 2023 15:48 WIB

Meski Ilmu Modern Bisa Prediksi, Tetap Saja Hujan adalah Perkara Gaib? Ini Kata Ulama

Hujan termasuk salah satu perkara gaib yang dirahasiakan Allah SWT

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Pedagang berteduh saat hujan deras (ilustrasi). Hujan termasuk salah satu perkara gaib yang dirahasiakan Allah SWT
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pedagang berteduh saat hujan deras (ilustrasi). Hujan termasuk salah satu perkara gaib yang dirahasiakan Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan lima persoalan gaib yang terdapat pada penutup Surat Luqman dalam Alquran. Di antaranya adalah turunnya hujan. 

Menurut Nursi, turunnya hujan termasuk hal yang gaib.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman sebagai berikut: 

Baca Juga

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

"Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang hari Kiamat, menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok) (Begitu pula,) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahateliti." (QS Luqman [31] ayat 34) 

Namun, para ateis yang menyanggah waktu turunnya hujan sebagai bagian dari lima persoalan gaib di atas. Para ateis mengkritik bahwa waktu turunnya hujan bisa diketahui lewat observatorium cuaca. Jadi, dia juga bisa diketahui selain Allah SWT. 

Sedangkan Said Nursi menyatakan bahwa waktu turunnya hujan sebenarnya tidak terikat dengan kaidah baku yang ada. Dia secara langsung terikat dengan kehendak khusus Tuhan dari perbendaharaan rahmat-Nya tanpa perantara. Dia pun mengungkapkan rahasia di baliknya. 

Menurut Nursi, hakikat terpenting dan unsur paling berharga yang ada di alam ini adalah eksistensi, kehidupan, cahaya, dan rahmat. Empat unsur tersebut, tanpa ada perantara dan hijab, secara langsung tergantung pada kekuasaan dan kehendak Ilahi.  

Memang benar, kata dia, sebab-sebab lahiriah yang terdapat pada ciptaan Tuhan lainnya menutupi perbuatan Ilahi, serta kaidah-kaidah baku yang ada sampai batas tertentu menghijab kehendak dan kemauan Ilahi. 

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

Hanya saja, kata Nursi, hijab dan tirai penutup tersebut tidak diletakkan di hadapan kehidupan, cahaya, dan rahmat, karena keberadaannya pada hal-hal tadi tidak berguna. 

Karena rahmat dan kehidupan merupakan dua unsur terpenting yang ada di alam, sementara hujan merupakan asal kehidupan dan sumbu rahmat-Nya atau bahkan rahmat itu sendiri, maka berbagai perantara tidak boleh menutupinya dan berbagai kaidah yang ada juga tidak boleh menghijab kehendak-Nya.  

Menurut Nursi, hal itu dimaksudkan agar setiap manusia, dalam setiap waktu dan urusan, selalu bersyukur, memperlihatkan penghambaan, meminta, merendahkan diri, dan berdoa kepada-Nya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement