Kamis 02 Mar 2023 18:44 WIB

Belajar Pentingnya Kesehatan Mental Anak Muda Lewat Film 'Glo, Kau Cahaya'

Film 'Glo, Kau Cahaya' ini adalah film panjang perdana Ani Ema Susanti.

Salah satu adegan film Glo, Kau Cahaya yang akan dirilis serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 9 Maret 2023.
Foto: dokpri
Salah satu adegan film Glo, Kau Cahaya yang akan dirilis serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 9 Maret 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menjadi kampiun renang di usia belia, hidup Gloria jungkir balik setelah ia kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat. Kehidupannya pun semakin terpuruk setelah ia terpaksa merelakan kedua kakinya yang mengalami kelumpuhan. Perempuan asal Papua itu pun tersungkur dalam lembah depresi.

Beruntung Gloria memiliki Isy, sang nenek yang terus berada di sisinya. Secercah cahaya harapan pun muncul ketika terdapat kejuaraan renang untuk atlet difabel pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua. Dari kejuaraan tersebut, Glo pun belajar mengenai esensi kemenangan yang sesungguhnya.

Itulah petikan dari film 'Glo, Kau Cahaya', sebuah film layar lebar terbaru yang akan segera dirilis Bhuana Art Cinema dalam waktu dekat. Film karya sutradara Ani Ema Susanti itu memberikan banyak pelajaran mengenai pentingnya kesehatan mental dimiliki anak-anak muda di Indonesia.

"Di film ini saya ingin memotret bagaimana seorang perempuan muda bertarung untuk keluar dari labirin depresi. Bagaimana pentingnya sebuah kesehatan mental untuk berdiri sendiri," kata Ema dalam percakapan via Zoom, Rabu (3/1/2023).

Film yang terinspirasi dari beberapa kisah nyata tersebut menggambarkan perjuangan Gloria, yang telah memperoleh prestasi di usia muda, untuk bangkit kembali itu bukan sesuatu yang mudah. Dalam perjalanannya, Gloria bahkan harus belajar menerima takdir yang menghinggapinya.

"Terdapat pemikiran bijaksana bahwa daun pun tak akan jatuh jika Tuhan tak menghendaki. Percayalah, ketika segalanya tampak menemui jakan buntu pasti terdapat secercah cahaya yang membantu kita. Asalkan kita mau berpikiran terbuka," kata Ema.

Ema tak bisa memungkiri kisah dalam film berdurasi 93 menit ini sedikit banyak mirip dengan kisah hidupnya yang berliku. Peraih Piala Citra tahun 2011 pada kategori film pendek tersebut pernah menunda kuliahnya demi bekerja selama dua tahun sebagai pekerja migran di Hong Kong. Hal itu terpaksa dilakukannya demi membantu perekonomian keluarganya.

Meskipun harus bekerja sebagai helper di luar negeri jauh dari keluarga dan sanak-saudara, Ema tak putus asa.  Dari pengalamannya bekerja sebagai TKI, ia justru mampu berkarya dengan menyutradarai film 'Helper Hongkong Ngampus' yang membawanya meraih penghargaan Eagle Awards tahun 2007. Film tersebut di kemudian hari menginspirasi pemerintah Hong Kong untuk memfasilitasi para TKI agar bisa mengenyam pendidikan formal.

Sepulang dari Hong Kong, Ema melanjutkan kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya sebelum melanjutkan kuliah diploma di SAE Institute Jakarta mengambil jurusan Film Production. Dari situ, ia pun terus melahirkan karya-karya film di antaranya film dokumenter At Stake yang meraih sejumlah penghargaan tingkat nasional dan internasional serta berhasil masuk dalam kompetisi film Berlinare 2009, serta film pendek berjudul Donor Asi yang mengantarkannya meraih penghargaan Piala Citra tahun 2011.

Film 'Glo, Kau Cahaya' ini adalah film panjang pertama Ema. Ia pun benar-benar merasakan beratnya perjuangan mewujudkan film impiannya tersebut. "Sejak awal, saya benar-benar berharap film ini bisa jadi, karena saya sudah sangat lama menanti kesempatan ini," kata wanita kelahiran Jombang, 6 Agustus 1982 tersebut.

Beruntung, ia dibantu oleh sejumlah talenta hebat dalam film ini, di antaranya Kevin Royano, Ratna Riantiarno, Mamat Alkatiri, Monalisa Sembor, Wulan Guritno, Anggun C. Sasmi, Cak Percil, Dani Aditya, dan Putri Nere.  Tak lupa, ia juga berterima kasih pada pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno (alm), yang turut mendorongnya untuk membuat film 'Glo, Kau Cahaya' ini.

Ema mengaku, proses syuting film yang memakan waktu satu bulan ini berjalan cukup berat. Salah satunya adalah karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi selama 20 hari timnya melakukan syuting di Papua. Selain itu, tantangan lainnya adalah dalam hal melakukan validasi dialog mengingat dari awal sampai akhir film ini menggunakan bahasa asli Papua.

"Saya harus benar-benar mengecek dialognya supaya benar, mengingat saya pribadi tidak fasih berbahasa Papua," kata wanita yang kini beraktivitas sehari-hari mengelola departemen konten video di ruangobrol.id dan ruangmigran.id tersebut.

Film 'Glo, Kau Cahaya' ini rencananya akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada tanggal 9 Maret 2023. Adapun Gala Premier akan digelar di Bioskop Bintaro XChange XXI, Bintaro, Tangerang Selatan pada 6 Maret 2023 mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement