REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Kadet 1947 meraih penghargaan di ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 16 ‘Tenacity’ pada Sabtu (4/12) lalu. Film produksi Temata Studios dan Celerina Judisari Production, serta didukung oleh Legacy Pictures itu membawa pulang dua penghargaan sekaligus, yaitu Best Directing (Sutradara Terbaik) dan Best Film (Film Terbaik) untuk program Indonesian Screen Awards. Program ini mengompetisikan film-film dalam negeri yang berhasil menunjukkan kebangkitan setelah tertunda karena pandemi Covid-19.
“Kami sangat bangga, karena kerja keras seluruh kru dan aktor selama pandemi terbayarkan,” kata produser Kadet 1947 Celerina Judisari dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (8/12).
Celerina menjelaskan film Kadet 1947 bukan cuma menceritakan perjuangan para kadet, tapi juga menggambarkan orang-orang dibalik layar yang berkomitmen membuat film untuk Indonesia, meski di tengah masa-masa sulit. Menurut dia, penghargaan ini juga melengkapi apresiasi penonton yang diterima selama dua pekan terakhir, di mana film ini berhasil membuat mereka lebih cinta dan bangga dengan Indonesia.
Penghargaan Best Directing juga menjadi cerminan sinergi yang selaras antara duo sutradara Kadet 1947 Rahabi Mandra dan Aldo Swastia. Mengarahkan 15 aktor dan ratusan kru, serta merumuskan eksekusi adegan-adegan yang menjadi film berdurasi 110 menit ini tentu memiliki banyak tantangan dan cerita tersendiri.
Dalam berbagai kesempatan wawancara, baik Rahabi dan Aldo menyatakan adanya pemikiran dari dua sutradara justru mendorong penggarapan film dengan lebih maksimal, karena ada kombinasi perspektif mengenai kualitas, selera, dan ide di antara keduanya.
Film Kadet 1947 saat ini masih tayang di sejumlah bioskop di Indonesia setelah rilis pada 25 November 2021 lalu. Lembaga Sensor Film telah menyatakan film ini ramah anak dan bisa dinikmati oleh semua umur dengan mendapat rating SU (semua umur).