Jumat 03 Mar 2023 07:51 WIB

Upaya Menyatukan Negara G-20 Kembali Terbentur Perang Ukraina-Rusia

Invasi Rusia ke Ukraina mendominasi pertemuan para diplomat senior G20.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Foto handout yang disediakan oleh Kementerian Luar Negeri India menunjukkan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kiri) menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di New Delhi, India, Kamis (2/3/2023). Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 berlangsung di New Delhi di bawah kepresidenan India.
Foto: EPA-EFE/INDIAN MINISTRY OF EXTERNAL AFFAIRS
Foto handout yang disediakan oleh Kementerian Luar Negeri India menunjukkan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kiri) menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di New Delhi, India, Kamis (2/3/2023). Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 berlangsung di New Delhi di bawah kepresidenan India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menteri luar negeri dari negara-negara G20 mencapai konsensus tentang banyak masalah dalam pertemuan di New Delhi, India. Fokus pembahasan tentang upaya yang dapat menyatukan, meski perang Rusia-Ukraina tidak bisa dilepaskan dari agenda.

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan pada Kamis (2/3/2023), anggota G20 tidak dapat mendamaikan posisi di Ukraina. Dia menegaskan, tidak ada perbedaan dalam isu-isu yang berkaitan dengan konflik tersebut.

Baca Juga

Tapi, Jaishankar menyatakan, dokumen hasil dari pertemuan tersebut akan menekankan pentingnya rantai pasokan pangan dan pupuk yang mencukupi. Kemudian pembahasan juga merujuk pada pasokan energi yang memadai.

Perdana Menteri India Narendra Modi sebelumnya meminta para pemimpin dunia untuk menemukan titik temu tentang masalah yang memecah belah. "Kita seharusnya tidak membiarkan masalah yang tidak dapat kita selesaikan bersama menghalangi yang kita bisa,” kata Modi dalam pesan video yang disiarkan sebelum sesi pertama pertemuan para menteri luar negeri di New Delhi.

Invasi Rusia ke Ukraina diatur untuk mendominasi pertemuan para diplomat senior dunia ini. Meski tuan rumah India bekerja keras untuk menghindari perselisihan yang mengakhiri pertemuan G20.

"Kita semua harus mengakui bahwa multilateralisme sedang dalam krisis hari ini. Pengalaman beberapa tahun terakhir, krisis keuangan, perubahan iklim, pandemi, terorisme, dan perang dengan jelas menunjukkan bahwa tata kelola global telah gagal," kata Modi dalam pernyataan tertulisnya dikutip dari The Straits Times.

India merupakan pembeli utama senjata Rusia dan telah meningkatkan impor minyak Rusia. New Delhi juga tidak mengutuk invasi ke Kiev, meskipun Modi pernah mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2022, bahwa bukan waktunya untuk perang.

Modi memohon delegasi G20 untuk menyukseskan pertemuan tersebut. Dia juga menyatakan, India siap berkontribusi dalam upaya memulihkan perdamaian.

“Sejak awal konflik Ukraina, India telah memperjelas bahwa perselisihan ini hanya dapat diselesaikan melalui dialog dan diplomasi, dan India sepenuhnya siap untuk berkontribusi dalam setiap tanggapan damai,” kata Modi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement