Imam Al-Ghazali menjelaskan, landasan kedua, orang yang memakan sesuatu yang diharamkan dan yang syubhat tidak akan memperoleh taufik dari sisi-Nya dalam beribadah. Sebab tidak pantas berkhidmat kepada Allah SWT kecuali orang yang suci dan telah disucikan.
Seperti kita ketahui bersama, Allah SWT telah melarang orang yang junub memasuki rumah-Nya dan orang yang berhadas menyentuh kitab-Nya. Padahal kondisi junub dan hadas itu adalah perkara yang boleh.
Lantas bagaimana dengan orang yang bergumul dalam kotoran yang diharamkan, najis dan yang syubhat. Mana mungkin Allah SWT menerima ibadahnya?
Landasan ketiga, orang yang memakan apa yang diharamkan dan yang syubhat itu terhalang dari berbuat kebaikan. Jika ia kebetulan melakukan kebaikan maka itu tertolak dan tidak diterima oleh Allah SWT kebaikannya. Jika itu terjadi berarti ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali lelah dan susah, hanya menghabiskan waktu.