REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan berbagai upaya guna mempopulerkan sekaligus memenuhi target metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di masyarakat.
Berbagai pendekatan terus dilakukan oleh BKKBN agar metode KB yang relatif lebih efektif, efisien dan ekonomis ini kian menjadi pilihan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, dr Eni Gustina mengatakan, agar MKJP ini dapat dipilih para akseptor, BKKBN terus mendorong advokasi. Selain itu juga edukasi kepada kelompok-kelompok sasaran (peserta KB) maupun tokoh-tokoh di masyarakat, karena informasi seputar KB ini biasanya tidak lepas dari 'getok tular'.
Sebab jamak calon peserta KB, akan mencari berbagai referensi terkait dengan jenis alat kontrasepsi yang dipilih, tidak terkecuali dalam hal kenyamanan serta kecocokannya. Terlebih, sampai dengan saat ini cakupan MKJP secara nasional masih berada di angka 22,6 persen dari target sebesar 28 persen pada tahun 2024 nanti.
"Di sinilah pentingnya edukasi dan pendekatan degan menyasar komunitas di masyarakat, dalam upaya meningkatkan program KB melalui metode kontrasepsi jangka panjang ini," jelasnya, Rabu (8/3/2023).
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, drg Widwiono MKes menyampaikan, sambutan masyarakat Jawa Tengah terhadap program MKJP ini cukup positif. Sehingga persentase capaian MKJP di Jawa Tengah untuk saat ini telah mampu melebihi persentase capaian secara nasional. Sebab data Perwakilan BKKBN Jawa Tengah capaian MKJP ini sudah mencapai 27 persen.
"Meski secara umum capaian MKJP di Jawa Tengah ini sudah memenuhi target, kami mengakui masih ada beberapa daerah yang butuh dukungan sosialisasi dan edukasi lebih masif lagi," tegas Widwiono.