Kamis 09 Mar 2023 15:27 WIB

Tinjau Layanan KB Serentak, Kepala BKKBN Beri Edukasi Perencanaan Kehamilan

Usia 25 dan 27 tahun merupakan usia ideal untuk melahirkan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG  memasang alat kontrasepsi implan kepada salah satu peserta layanan KB serentak di Rumash Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama, Semarang, Kamis (9/3).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG memasang alat kontrasepsi implan kepada salah satu peserta layanan KB serentak di Rumash Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama, Semarang, Kamis (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kunjungi pelayanan KB serentak di Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama, Semarang, Jawa Tengah, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, turut memberikan edukasi pentingnya merencanakan dan mengatur kehamilan.

Kepada para peserta layanan KB serentak, Hasto membeberkan bahwa merencanakan dan mengatur kehamilan sangat penting bagi kesehatan ibu dan bayi. Termasuk guna menghindarkan kasus gagal tumbuh kembang pada anak (stunting).

“Kehamilan yang tidak direncanakan dengan baik, dapat memberikan dampak buruk pada ibu maupun bayi yang dilahirkan,” ungkapnya, saat memberikan pemahaman kepada para peserta KB, di Aula RST Bhakti Wira Tamtama, Semarang, Kamis (9/3/2023).

Menurutnya, pasangan usia subur yang baru menikah jangan buru-buru hamil, saat calon ibu masih berusia di bawah 20 tahun. Ia juga menyarankan agar perempuan yang sudah berusia 35 tahun juga jangan lagi hamil.

Usia 25 dan 27 tahun merupakan usia ideal untuk melahirkan. Setelah hamil dan melahirkan, akan lebih baik melakukan KB Pasca Persalinan misalnya dengan alat kontrasepsi implan yang tiga tahun berikutnya baru dilepas untuk merencanakan kehamilan kembali untuk anak yang terakhir.

“Saya juga titip, dua anak sudah cukup, dan yang prinsip, kehamilan jangan terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat jaraknya, agar kondisi ibu dan anak ke depannya tetap sehat,” tegasnya.

Sementara itu, di RST Bhakti Wira Tamtama ini kepala BKKBN RI juga berkesempatan melakukan pemasangan alat kontrasepsi KB implan kepada salah seorang ibu peserta layanan KB serentak.

Proses pemasangan implant oleh kapal BKKBN RI ini juga disaksikan oleh Kepala RST Bhakti Wira Tamtama, Letkol CKM dr Anton Tri Prsetyo serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jateng, drg Widwiono.

Semetara itu, Kepala Kepala RST Bhakti Wira Tamtama, Letkol CKM dr Anton Tri Prsetyo menyampaikan, RST Bhakti Wira Tamtama di bawah Kesdam IV/Diponegoro sejauh ini telah lama berkolaborasi dengan BKKBN Kota Semarang dalam mendukung layanan KB.

Tidak hanya kepada para istri anggota TNI saja, namun juga kepada masyarakat umum. Sehingga layanan KB tidak hanya terkait dengan program untuk menambah kepesertaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dalam rangka Hari Perempuan Internasional ini saja.

Layanan rutin bagi peserta KB juga dilaksanakan setiap harinya. Karena RST Bhakti Wira Tamtama berkomitmen selalu hadir guna mendukung program-program pemerintah. “Tak terkecuali dalam program KB,” tegas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement