Kamis 09 Mar 2023 18:33 WIB

Indef: Kecerdasan Buatan Dukung Percepatan Ekonomi

Kecerdasan buatan dapat mendukung transformasi dan percepatan ekonomi.

Pengunjung melakukan pembayaran menggunakan fitur scan QRIS saat acara bazar Palawan Pasar Pasaran di Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (26/11/2022). Penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dinilai dapat mendukung transformasi dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Pengunjung melakukan pembayaran menggunakan fitur scan QRIS saat acara bazar Palawan Pasar Pasaran di Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu (26/11/2022). Penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dinilai dapat mendukung transformasi dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dinilai dapat mendukung transformasi dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu diungkapkan Kepala Center of Digital Economy and SMEs Indef Eisha M Rachbini.

"Dampak penggunaan AI pada industri 4.0 akan mengurangi biaya produksi," katanya dalam diskusi Manfaat Pengaplikasian AI dan Dampaknya terhadap Ekonomi yang dipantau virtual di Jakarta, Kamis (9/3/2023).

Baca Juga

Eisha menjelaskan, sektor manufaktur saat ini sudah memasuki revolusi industri 4.0 di mana ada konektivitas yang tinggi antara manusia, mesin dan data, yang saling berkaitan satu sama lain dalam membantu proses produksi. 

Pemanfaatan AI di industri 4.0 juga akan menciptakan konektivitas tak terbatas melalui interaksi digital yang dibangun antara manusia, komputer dan data sehingga mendorong produksi lebih tinggi. Aplikasi AI pada mesin robot membantu manusia melakukan pekerjaan seperti photo recognition dan handwriting recognition.

Ia mengatakan, AI menjadi salah satu dari lima teknologi inti untuk pengembangan revolusi industri 4.0 di Indonesia dan itu direncanakan menjadi bagian dari transformasi ekonomi Indonesia.

Aplikasi AI direncanakan digunakan pada lima sektor industri prioritas di Indonesia yaitu makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, farmasi, alat kesehatan dan kosmetik, transportasi, serta alat listrik, elektronik dan teknologi komunikasi dan informasi (ICT).

Lima sektor industri prioritas tersebut berkontribusi pada 70 persen Produk Domestik Bruto (PDB) industri, 65 persen dari ekspor industri dan 60 persen tenaga kerja di sektor industri.

"Industri manufaktur memang sedang didorong melakukan transformasi sehingga bisa melakukan percepatan ekonomi. Jadi dengan penggunaan inovasi teknologi tersebut diharapkan mampu melakukan akselerasi percepatan pertumbuhan di sektor ini," ujarnya.

Ia mengatakan penggunaan AI, robotics dan teknologi lainnya bisa memberikan revitalisasi di sektor manufaktur, yang berarti percepatan untuk pertumbuhan di sektor manufaktur dalam meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan di sektor tersebut.

"Sehingga harapannya memang sektor manufaktur ini bisa memberikan dampak terhadap ekspor yang akan dihasilkan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement