REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ombudsman Republik Indonesia (ORI) memastikan stok pupuk bersubsidi melimpah. Hal ini disampaikan Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika usai meninjau langsung Gudang Lini III di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (9/3/2023).
Yeka mengatakan stok pupuk bersubsidi di tiga Gudang Lini III yang dikunjungi totalnya mencapai sekitar 8.992 ton atau telah melebihi ketentuan minimum stok yang ditetapkan pemerintah yaitu sekitar 6.500 ton. Angka tersebut terdiri atas stok urea dan NPK.
"Artinya kebutuhan stok di Kabupaten Banyuasin sudah melebihi dari ketentuan yang ditetapkan pemerintah yaitu minimal 6.500 ton. Dengan ketersediaan stok sudah 8.992 ton, artinya stok aman, pupuk ada, pupuk bersubsidi melimpah," ujar Yeka dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Yeka mengatakan hanya petani yang memenuhi kriteria yang menerima alokasi pupuk bersubsidi. Yeka menjelaskan kriteria tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sektor pertanian, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan), menggarap lahan maksimal dua hektare, dan menggunakan kartu tani (untuk wilayah tertentu).
Yeka menyampaikan aturan tersebut juga menetapkan hanya sembilan komoditas saja yang berhak mendapat alokasi subsidi pupuk yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, dan tebu rakyat. Yeka menyebut petani yang menggarap di luar komoditas tersebut tidak lagi mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi.
"Saya berharap apa yang terjadi di Banyuasin terjadi di seluruh kabupaten lain. Saya cek juga Gudang Lini I dan Lini II, stok ureanya sudah mencapai 35 ribu ton, itu belum termasuk stok yang ada di karung. Jadi sebetulnya tidak perlu khawatir terkait stok, saya yakin bisa terpenuhi," kata Yeka.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PSP) Tri Wahyudi Saleh mengatakan stok pupuk urea di Gudang Lini I dan Lini II mencapai sekitar 42 ribu ton yang terdiri atas 36 ribu ton dalam bentuk curah, dan sisanya sudah dalam karungan 50 kg. Sementara stok pupuk bersubsidi NPK di Gudang Lini I ada sekitar 9.000 ton dan di Lini III terdapat sekitar 6.100 ton atau mencapai 218 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau dilihat stok ini, stok di wilayah kerja kami sudah melebihi dari ketentuan Pemerintah, juga sudah siap dilaksanakan musim tanam periode berikutnya," kata Saleh.