REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani meminta saran Badan Perkeretaapian Uni Eropa (ERA) terkait upaya untuk meningkatkan keselamatan kereta api. Langkah ini diambil setelah terjadi tabrakan antara kereta api penumpang dengan kereta api kargo pada 28 Februari yang menewaskan 57 orang.
"Saya tidak akan ragu untuk menggunakan bantuan Eropa yang tersedia," kata Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, Jumat (10/3/2023).
Kecelakaan itu memicu protes publik terhadap pemerintah konservatif dan sistem politik yang berulang kali mengabaikan seruan serikat pekerja kereta api untuk meningkatkan sistem keselamatan, serta mempekerjakan lebih banyak staf. Mitsotakis mengatakan kepada Presiden Yunani, Katerina Sakellaropoulou bahwa dia memastikan penyelidikan atas tabrakan tersebut akan transparan dan menyeluruh.
Mitsotakis menambahkan, dia telah meminta ERA untuk membuat laporan dengan saran yang akan dipublikasikan. Dia juga telah membahas penggunaan dana Uni Eropa dengan pejabat terkait.
Pemerintah menyalahkan kecelakaan itu pada kesalahan manusia. Tetapi, di sisi lain pemerintah mengakui ada kekurangan di kereta api karena kurangnya investasi dan pengabaian terkait warisan dari krisis utang Yunani.
Beberapa jam setelah kecelakaan itu, seorang menteri dan pejabat kereta api mengundurkan diri. Sejauh ini, tiga kepala stasiun dan satu inspektur kereta api telah ditangkap dan didakwa atas kasus tersebut.
Organisasi Kereta Api Hellenic milik negara (OSE) bertanggung jawab untuk mengelola dan memelihara infrastruktur kereta api. Sementara Kereta Api Hellenic Italia mengawasi layanan penumpang dan barang. Pada Jumat, Panagiotis Terezakis, seorang insinyur perkeretaapian berpengalaman dan mantan konsultan manajemen OSE, ditunjuk sebagai presiden sementara dan kepala eksekutif OSE.