REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 177 pendakwah utusan dari 66 pesantren se Jawa Barat menghadiri silaturahim Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) di Kompleks Pesantren Darussalam Kersamanah Garut. Acara yang berlangsung pada Sabtu (11/3/2023) itu membicarakan strategi pengembangan pesantren dan penyebarluasan kearifan Pesantren Gontor kepada masyarakat luas
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Aquran, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne oh Pondokku. Lantunan lagu yang menjadi pemersatu pesantren alumni Gontor.
Sekretaris Jenderal FPAG KH Anang Rikza Masyhadi menekankan pentingya silaturahim untuk membangun komunitas pesantren yang kuat. Komunitas yang kuat ini diharapkan mampu membangun sinergi dan ukhuwah.
“Sekarang ini bukan lagi zamannya saling berkompetisi. Kata kompetisi sudah kita hilangkan dan kita ganti dengan sinergi,” ujarnya di hadapan para hadirin.
Menyinggung tentang seribu Gontor, Kiai Anang menyebutkan ada 2 makna; 1000 lembaga dan 1000 sistem berbentuk KMI Gontor.
Jika mengacu pada lembaga, angka 1000 ini sudah tercapai melalui pondok alumni Gontor dan juga cucu alumni Gontor, yaitu pondok-pondok yang didirikan oleh alumni.
Namun demikian, jika mengacu pada sistem KMI, maka baru sekitar 58 pondok yang berstatus muadalah muallimin atau bersistem Gontor. Diharapkan pada peringstan 1 Abad Gontor tahun 2026 nanti, sudah ada 100 pondok yang bersistem Gontor (muadalah muallimin).
Menukil Pimpinan Pondok Modern Gontor, KH. Amal Fathullah Zarkasyi, Kiai Anang menyebutkan ada 3 persamaan (kalimatun sawa) yang dimiliki oleh pesantren alumni Gontor, yaitu Pancajiwa dan Pancajangka pondok, lagu Hymne oh Pondokku dan bendera pondok yang berwarna merah putih hijau.
Kiai Anang berharap, pertemuan ini bisa membangun ukhuwah ma'hadiyah dalam 3 hal; Pendidikan, Sumberdaya Manusia, dan Ekonomi
Kiai Anang menyenutkan ada 15 program pengurus FPAG yang bisa dimanfaatkan oleh para pesantren anggota FPAG, di antaranya adalah program beasiswa kader pesantren untuk berbagai jenjang penddiilan mulai dari sarjana hingga doktoral, bekerja sama dengan berbagai universitas di dalam dan luar negeri.
Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Garut, KH. Asep Deni Fitriansyah dalam sambutannya melaporkan bahwa peserta yang hadir hari ini berjumlah 177 peserta dari 66 pesantren anggota FPAG di Jawa Barat.
Kiai Asep lalu bercerita bahwa Pesantren Darussalam Garut didirikan oleh 3 bersaudara: KH. Ahmad Ghozali Mu'thie, KH. Asep Sholahuddin Mu'thie dan KH Cecep Ishaq Asy'ari Mu'thy. Ketiganya adalah alumni Pondok Modern Gontor.
Pesantren ini didirikan pada tahun 1986, khusus putra. Pesantren putri dibuka tahun 1995. Pada tahun 2009 dibentuk badan wakaf dan secara resmi pondok diwakafkan.
Saat ini, jumlah santri adalah 2.268 orang putra putri, dengan sekitar 400 orang santri yatim dengan pembiayaan oleh pondok dan donatur dari Kuwait.
Dari awal berdiri, pondok ini menerapkan sistem pendidikan dan pengajaran ala Gontor.
Acara ditutup dengan sosialisasi Undang-Undang Pesantren serta dialog dengan para peserta.