REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH- Warga Israel ditolak masuk Arab Saudi saat hendak menghadiri acara Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) yang digelar di Arab Saudi. Orang Israel tersebut berasal dari Kfar Kama di Galilea dan mewakili salah satu dari 32 lokasi yang dipilih sebagai tujuan wisata pedesaan terbaik.
Desa Kfar Kama di Israel, di wilayah Galilea, termasuk di antara 32 lokasi yang dipilih PBB sebagai tujuan wisata pedesaan terbaik tahun ini. Para pemenang dipilih karena aset budaya dan alam mereka, serta komitmen mereka terhadap keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan.
Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengundang penduduk desa dan pejabat Israel, bersama dengan perwakilan dari 22 negara, untuk mengambil bagian dalam acara dua hari yang diadakan di Desa Al Ula di Saudi, yang dimulai pada Ahad (12/3/2023).
Namun, seperti dilansir Ynet News, Senin (13/3/2023), Arab Saudi menolak visa kedatangan orang-orang Israel itu, walaupun mereka mendapat undangan dari UNWTO. Kfar Kama adalah daerah di Israel, yang dibangun oleh imigran Sirkasia dari wilayah Kaukasus Barat Laut pada akhir 1800-an.
Sejak saat itu, kota ini tetap menjadi etnis Sirkasia. Sebagian besar dari 3.500 penduduknya adalah Muslim dan berbahasa Sirkasia sebagai bahasa pertama mereka. Seperti beberapa orang Badui, mereka bertugas di tentara Israel.
"Acara tersebut memiliki harapan yang tinggi dan membuat frustrasi karena kami dilarang untuk hadir," kata Wali Kota Kfar Kama Zakaria Napso.
Baca juga: Arab Saudi-Iran Sepakat Damai Diprakarsai China, Ini Reaksi Amerika Hingga Negara Arab
Kementerian Pariwisata Israel turut bersuara atas penolakan Arab Saudi. Mereka menyesalkan bahwa upaya untuk memfasilitasi mendapatkan visa telah gagal.
"Israel menyerukan UNWTO dan badan-badan PBB untuk mempertahankan pedoman PBB, termasuk perlakuan yang sama dengan memastikan partisipasi Negara dalam organisasi. peristiwa. Dalam hal ini, UNWTO telah gagal memenuhi standar ini, yang sangat disesalkan," demikian pernyataan kementerian.
Insiden ini terjadi hanya dua hari setelah Iran dan Arab Saudi mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik. Kedua negara akan membuka kembali kedutaan mereka di Riyadh dan Teheran dalam waktu 60 hari. Kesepakatan tersebut dicapai selama pertemuan baru-baru ini di China.
Sumber: ynetnews