REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Namanya adalah Osman Ghazi. Sejarah mengenangnya sebagai pendiri Kesultanan Turki Utsmaniyah.
Tentu saja, ada peran besar Osman di balik transformasi Kayi, yang semula hanya kabilah suku Oghuz di Anatolia kemudian menjadi sebuah imperium Islam. Akan tetapi, catatan sejarah mengenai kehidupannya terbilang minim.
Sejarawan Colin Imber dalam The Legend of Osman Gazi mengatakan, para peneliti mengiba ratkan langkanya sumber-sumber historis tentang awal Kesultanan Utsmaniyah sebagai lubang hitam (black hole).
Mau tidak mau, kaum akademisi modern cenderung mengandalkan sumber-sumber dari otoritas Utsmaniyah yang ditulis pada abad ke-15 M atau 100 tahun pascakematian Osman.
Memang, pada masa itu kerajaan tersebut mulai gencar mem buat historiografi resmi. Hal itu terjadi khu susnya sejak keberhasilan daulah tersebut dalam menaklukkan Konstantinopel pada 29 Mei 1453 M.
Dalam sebuah karyanya, sejarawan Utsmaniyah Asikpasazade menuturkan legenda tentang Osman Ghazi. Dikisahkan, sang pendiri wangsa Utsmaniyah tersebut berguru kepada sekaligus menjalin persahabatan dengan Syekh Edebali. Sufi itu memiliki seorang putri nan jelita yang bernama Rabia Bala.
Pada suatu ketika, Osman bermalam di rumah mursyid tersebut. Dalam tidurnya, dia ber mimpi menyaksikan terang cahaya rembulan yang terbit dari dada Syekh Edebali. Sekonyong-konyong, sinar putih itu lalu menyusup ke dalam dadanya sendiri. Keajaiban tidak berhenti begitu saja.
Sebuah pohon raksasa kemudian tumbuh dari tubuh Osman. Bayangannya menutupi seluruh penjuru muka bumi. Di bawah naungannya, hamparan pegunungan menjulang gagah.
Di sekitarnya, sungai-sungai mengalir dengan derasnya. Begitu banyak orang berkerumun untuk meng ambil air minum dari sana. Aliran air sungai-sungai itu juga mencapai taman-taman dan mengisi kolam-kolam pancuran yang indah.
Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?
Osman pun terjaga dari tidurnya. Keesokan paginya, ia menuturkan mimpi yang luar biasa itu kepada Syekh Edebali. Sang guru kemudian berkata kepadanya, "Anakku, selamat! Allah akan menganugerahkan kepadamu sebuah kerajaan besar, yang akan kau wariskan kepada keturunanmu."
Menurut Caroline Finkel dalam Osman's Dream: The History of the Ottoman Empire (2007), kisah tentang mimpi Osman Ghazi itu cenderung berfungsi sebagai mitos yang melatari berdirinya Kesultanan Turki Utsmaniyah. Mitos demikian seperti melegitimasi bahwa kekuasaan dinastinya adalah pemberian dari Allah SWT.