REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno melaporkan kepada Presiden Joko Widodo bahwa kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada kuartal I 2023 mencapai 20 persen di atas target. Target wisman pada tahun ini ditingkatkan dua kali lipat ke 7,4 juta wisatawan.
"Kuartal I ini sudah 20 persen di atas target," kata Sandi kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, seusai pertemuan dengan Presiden Jokowi, Rabu (15/3/2023).
Meski begitu, Sandi tidak mengungkapkan secara rinci berapa angka kunjungan wisman yang sudah dicatatkan Indonesia saat ini. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Maret 2023, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 735,95 ribu pada Januari 2023 atau naik 503,34 persen dibandingkan 121,98 ribu kunjungan pada Januari 2022.
Sandi menyampaikan, kebangkitan kunjungan wisman tersebut tidak lepas dari peningkatan jumlah kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Selain itu, menurut Sandi, terdapat optimisme mengenai pencapaian target kunjungan wisman berdasarkan hasil misi dagang dalam pameran pariwisata internasional terbesar dunia ITB Berlin 2023 pada 7-9 Maret lalu.
"Hasil sales mission di Berlin itu minat dari wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia sangat tinggi walaupun masih harus menghadapi keterbatasan perkembangan," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menparekraf juga mengaku sempat menyampaikan kepada Presiden hasil kunjungan roadshow di Hong Kong yang menuai minat investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. "Terutama di Bali, kawasan-kawasan (yang) sudah menjadi unggulan seperti Nusa Dua, minat investor sangat tinggi. Kami yakin target pencapaian lapangan kerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif itu bisa tercapai," ujarnya.
Menparekraf mengatakan, Presiden memberi arahan agar Pemerintah Indonesia tidak lengah menghadapi situasi gejolak keuangan global yang dipicu kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank di Amerika Serikat. Pasalnya, kedua bank tersebut menjadi pilar ekosistem pembiayaan dan ekonomi digital sehingga turut berdampak terhadap pendanaan serta penggalangan dana untuk industri ekonomi digital di Indonesia.
"Ini memberikan tantangan, kita harus terus mengawal momentum agar Indonesia menjadi titik terang dari ekonomi dunia sekaligus kita bisa menjaga momentum dalam kepulihan dunia," katanya.