Kamis 16 Mar 2023 18:30 WIB

Penyebab Ringannya Hati Melakukan Ketaatan kepada Allah SWT

Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan sholat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Penyebab Ringannya Hati Melakukan Ketaatan Kepada Allah SWT. Foto: Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)
Foto: republika
Penyebab Ringannya Hati Melakukan Ketaatan Kepada Allah SWT. Foto: Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syaikh Al-Izz bin Abdus Salam As-Sulami menjelaskan, tanda ketaatan kepada Allah SWT adalah ringannya hati melaksanakan berbagai ketaatan. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW mendapatkan ketenangan dalam hati ketika sholat. Karena di dalam sholat ada kehadiran, kecintaan, keintiman, lezatnya kedekatan dan kenikmatan munajat kepada Allah SWT.

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

Baca Juga

Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya (sholat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (QS Al-Baqarah: 45)

Ayat di atas mengandung arti, "Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan penuh sabar, dengan memelihara keteguhan hati dan menjaga ketabahan, serta menahan diri dari godaan dalam menghadapi hal-hal yang berat, dan juga dengan melaksanakan sholat. Sholat itu sungguh amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk dan tunduk hatinya kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."

Syaikh Al-Izz bin Abdus Salam As-Sulami dalam kitab Syajaratul Ma'arif menjelaskan, ringannya hati untuk melakukan ketaatan kepada Allah SWT adalah dampak dari kecintan yang berlimpah kepada yang ditaatinya yakni Allah SWT dan refleksi pengagungan terhadap Allah SWT.

Sebab, kesejukan mata seorang yang mencintai ada pada ketaatan pada yang dicintai. Oleh sebab itu Nabi Muhammad SAW bersabda, "Allah jadikan ketenangan hati saya dalam sholat."

Menurut Syaikh Al-Izz bin Abdus Salam As-Sulami, karena di dalam shalat ada kehadiran, kecintaan, keintiman, lezatnya kedekatan dan kenikmatan munajat kepada Allah SWT.

Dilansir dari buku Syajaratul Ma'arif (Tangga Menuju Ihsan) karya Syaikh Al-Izz bin Abdus Salam As-Sulami diterbitkan Muassasah Iqra di Kairo 2003 dan diterjemahkan Samson Rahman serta diterbitkan ulang Pustaka Al-Kautsar, 2008.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement