REPUBLIKA.CO.ID, MUNGKID -- Hujan abu vulkanis akibat erupsi gunung Merapi, Sabtu 11 Maret 2023 lalu, berdampak terhadap ribuan hektare lahan pertanian warga di wilayah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali.
Hal ini mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah yang kini terus melakukan upaya pendataan terhadap berbagai jenis tanaman pertanian yang terdampak.
"Apalagi, sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan, dan petani berharap besar dari hasil pertanian/ kebun mereka," ungkap Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, Kamis (16/3).
Guna mengantisipasi ancaman kerusakan yang ditimbulkan, jelasnya, tentu pemerintah akan memperhatikan lahan- lahan pertanian yang sampai saat ini terdampak oleh erupsi Merapi.
"Kita akan data lagi dan secepatnya nanti akan mengevaluasi apa saja yang perlu dibantu oleh pemerintah," kata Wagub usai menghadiri Haflah Akhirussanah di TPQ Al Islach, di Dusun Pandak Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Saat ini, lanjut Taj Yasin, Pemprov Jawa Tengah masih dalam tahap koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang maupun Pemkab Boyolali, untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi kerusakannya.
Berdasarkan data tersebut, pemerintah baru bisa menentukan jenis bantuan apa yang dapat diberikan. Sebab berdasar catatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, lahan pertanian dan perkebunan yang terkena paparan abu vulkanik seluas 1.661,8 hektare.
Sebarannya di Kecamatan Sawangan mencapai 1.185 hektare dan di Kecamatan Dukun mencapai 476 hektare. Jenis komoditas di lahan tersebut adalah cabai, tomat, kubis, kopi dan sawi hijau.
"Nanti pemerintah Insya Allah juga akan membantu, sekaligus juga akan mengajak kepada perusahaan yang ada di Jawa Tengah dan masyarakat, untuk saling meringankan beban warga yang ada di lersng gunung Merapi," tegasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, Romza Ernawan yang terhubung via telepon menuturkan, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah sudah berkomunikasi dan berkoordinasi, terkait data kerusakan lahan pertanian yang terdampak abu vulkanis.
Ia menyampaikan, upaya pembersihan abu vulkanik di lahan pertanian, hingga saat ini masih dilakukan. Rencananya, pembersihan masif juga akan dilakukan secara bergotong- royong, antara penyuluh, gabungan kelompok tani (gapoktan) dan perangkat desa pada tanggal 17 Maret besok.
"Komoditas yang dibersihkan adalah tanaman cabai, dengan luas lahan sekitar 35 hektare dan jumlah masyarakat yang terlibat diperkirakan mencapai 200 orang," jelasnya.