Ahad 19 Mar 2023 07:29 WIB

Dekan Ekonomi UI: RI Mampu Antisipasi Dampak Bank Tutup di Amerika Serikat

Bank tutup di Amerika Serikat mempengaruhi ekonomi global.

Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto
Foto: Dokpri
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus melakukan pemantauan untuk menilai dampak bank tutup di Amerika Serikat (AS) bagi perekonomian Indonesia. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah melakukan sejumlah langkah antisipatif untuk menghadapi dampak dari krisis bank di AS.  

Penutupan beberapa bank di AS secara tidak langsung menimbulkan sejumlah efek domino bagi perekonomian global bahkan termasuk Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi perbankan di AS yang berada dalam fase negatif.

Baca Juga

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto menganggap Indonesia akan mampu mengatasi gejolak krisis di AS yang berpotensi mempengaruhi perbankan nasional. Bank di Indonesia relatif aman karena keterkaitan antara kebangkrutan tiga bank di Amerika dengan Indonesia tidak tinggi.

“Indonesia juga punya pengalaman di masa pandemi. Indonesia menjadi one of the best, ekonomi yang cukup baik dalam performencenya selama pandemi. Pengalaman krisis finansial di tahun 2008 juga menjadi faktor penentu dimana terjadi kolaps bank di Amerika yang berdampak pada Indonesia dan negara-negara lain. ” ujar Teguh di Jakarta pada AHad (19/3/2023). 

Hal tersebut tidak terlepas dari sejumlah kebijakan yang diambil Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menjaga sektor keuangan negara tetap prudent dan lebih resisten terhadap gejolak krisis ekonomi global akibat pandemi maupun perang Rusia -  Ukraina.

“Ada dua faktor yang berpengaruh, yaitu good policy dan good luck. Indonesia bisa mengontrol dengan baik isu terkait keuangan dan kebijakan di sektor riil cukup terkontrol. Koordinasi yang baik antara Kemenkeu, Bank Indonesia, OJK, dan LPS menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki sejumlah pengalaman untuk menghadapi potensi krisis global akibat buruknya situasi perbankan AS,” ungkap Teguh.

Hal senada juga disampaikan Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia, Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D, yang menyebutkan bank di Indonesia tidak perlu terlalu panik karena Menteri Keuangan Sri Mulyani terus melakukan sejumlah langkah sebagai upaya mitigasi dari dampak krisis bank di AS. 

“Domino effect itu pasti ada, namun tidak sebesar yang kita khawatirkan. Dengan koordinasi yang cukup intens dari empat otoritas tadi, juga pengalaman krisis dan pandemi, kita bisa memitigasi kekhawatiran tadi,” kata Muhammad Eddie.

Untuk menjaga situasi agar tetap kondusif, Bank Indonesia sebagai bank sentral harus terus menjalin koordinasi dengan Kementerian Keuangan demi menjaga stabilitas keuangan Indonesia dari dampak krisis tiga bank di AS. Untuk itu Kita semua harus percaya sepenuhnya dengan pernyataan Menkeu, bahwa tidak akan terjadi dampak yang relatif besar dengan kejadian di bank-bank Amerika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement